Bakteri Staphylococus Sp.Pada Binatang (Mikrobiologi)
Staphlococus merupakan basil gram positif, berdiameter berkisar 1 µm, dan bergerombol mirip anggur. Nama ini berasal dari bahasa Yunani “staphyle” dan “kokkos” untuk seikat anggur dan berry.
Sekurangnya 30 spesies staphylococcus terdapat pada kulit dan membran mukosa, beberapa diantaranya sanggup berpeluang menjadi patogen dan memnyebabkan infeksi pyogenik.
Kebanyakan staphylococcus merupakan basil fakultatif anaerob dan katalase postif, non motil, oksidase negatif, dan tidak memproduksi spora. Dua spesies S. aureus subspesies anaerobius dan S. saccharolyticus ialah anerob dan katalase negatif.
S. aureus subspesies aureus (disebut juga S. aureus) dan S. intermedius koagulase positif, dan S. hyicus koagulasenya bervariasi dan merupakan basil patogen penting pada binatang domestik (lihat tabel 1.).
Gambar 1. Karekteristik deretan staphylococcus yang mirip anggur |
staphylococcus sp.(sumber gambar : www.pinterest.com) |
Produksi koagulase berkorelasi dengan patogenisitasnya. Walaupun Staphylcoccus koagulase negatif biasanya mempunyai virulensi rendah, beberepa spesies diantaranya terkadang sanggup mneyebabakna penyakit pada binatang dan insan (lihat tabel 2)
Tabel 1. Stahylococcus koagulase nyata dan dan kepentingan klinisnya
(a) S. aureus sanggup mengakibatkan septikemia neonatal dan luka infeksi pada banyak spesies
(b) 20-50% S. hyicus koagulase positif
Tabel 2. Staphylococcus koagulase negatif yang diisolasi dari banyak sekali hewan
a). Terkadang diisolasi dari kasus mastitis klinis atau subklinis
Habitat
Staphylococcus sp. terdapat diseluruh duna sebagai basil komensalis yang hidup di kulit binatang dan manusia. Bakteri ini juga ditemukan pada membran mukosa jalan masuk respiratori kepingan atas dan kepingan bawah jalan masuk urogenital, dan sebagai basil peralihan di jalan masuk cerna.
Bakteri ini juga terhitung sangat stabil di lingkungan. Beberpa strain Staphylococcus menujukan persamaan afinitas pada beberapa binatang tertentu. Pemindahan dari S. aureus diantara beberapa spesies binatang dan antara binatang dengan insan terbatas.
Point Utama
- Kokus Gram-positif, yang bergerombol mirip anggur
- Tumbuh pada media tidak diperkaya (umum)
- Ukuran koloni sedang, dengan warna putih atau kuning
- Koloni S. areus, dan S. intermedius memproduksi hemolisis ganda
- Fakultatif anaerob, tidak motil, katalase positif
- Hidup normal, pada membran mukosa dan kulit
- Produksi koagulasenya berkorelasi dengan patogenisitasnya
- Cenderung Stabil dilingkungan
- Menyebabkan infeksi pyogenik
Tabel 3. Pebedaan basil kokus gram positif
Perbedaan Staphylococcus species
Pada spesimen klinis, Staphylococcus sp. niscaya sanggup dibedakan dari Micrococcus sp.. Stahpylococcus secara umum katalase nyata dan streprococcus katalase negatif. Staphylococcus sp. biasanya dikategorikan bedasarkan penampakan koloni, sifat hemolisa, profil biokimia, dan Pola Gen RNA ribolsomal restriksi.
Beberapa reaksi utama staphlococcus koagulase nyata ditujukan pada tebel 4. Hal ini penting sekali diketahui untuk membedakan S. aureus dari S. intermedius dalam kondisi tertentu, khusunya pada anjing dan kucing.
Tabel. 4 Perbedaan staphylococcus koagulase positif
ket :
(a) : 1% maltose pada biar ungu
(b) : Hanya untuk strain pada insan dan sapi
(c) : Anaerobik
na : Not available
+ : sampai 90% strains positif
- : Hingga 90% strains negatif
+/- : pemanfaatan kurang
V : reaksi bervariasi
Contoh Kolon yang tumbuh pada Media Blood sheep biar (sumber gambar : www.microregistrar.com) |
Pada Labotarorium diagnostik kedokteran hewan, indentifikasi spesifik pada staphylococcus koagulase negatif biasanya menurut organisme yang diisolasi dari kultur yang hampir murni, atau ditanam dari daerah normalnya mirip sendi atau cairan otak (cerebrospinal fluid)
1 Karektiristik koloni
Koloni staphylococcus biasanya bewarna putih, buram, dan diameternya sampai 4 mm. Sedangkan koloni Stapyhlococcus insan dan sapi ialah kuning keemasan. Koloni-koloni pada beberapa staphylococcus koagulase negatif juga berpigmentasi (bewarna) menurut spesiesnya.
2. Hemolisis pada Blood Agar domba atau sapi
Diketahui ada empat hemolisin dari staphylococcus, yaitu alfa, beta, gamma, dan delta. Tiap-tiap jenis hemolisin tersebut berbeda secara antigennya, biokiminya, dan efeknya pada sel darah merah pada beberapa spesies yang berbeda.
Kemampuan memproduksi hemolisin ini tiap strainya berbeda-beda dan strain S. aureus dan S intermedius pada binatang biasanya memproduksi alfa dan beta hemolisin.
Pada biar darah ruminansia, alfa hemolisin mengakibatkan zona tipis yang mengambarkan zona hemolisis komplit disekitar koloni, dan beta-hemolisis memproduksi zona parsial yang lebih luas atau disebut hemolisis inkomplit. Hal ini ditujukan pada hemolisis ganda (gambar 2).
Hemolisin-hemolisin tersebt bertidak sebagai toksin pada percobaan in vivo. Staphlococcus koagulase negatif mengambarkan variasi pada tiap kemampuan mereka untuk meproduksi hemolisis yang biasanya berjalan dengan lambat. Isolasi dari S. hyicus tidak bersifat hemolsisi tau non-hemolitik
3. Tes koagulase pada beling preparat dan tabung.
Pada test tersebut, sebuah suspensi Staphylococcus di campur dengan plasam kelinci baik pada beling preparat mikroskop atau tabung kecil. Fibrinogen pada plasma kelinci kemudian diubah menjadi fibrin oleh koagulase :
- Pada beling preparat didetksi adanya ikatan koagulasi atau atau faktor penggumpal pada permukaan bakteri. Reaksi nyata mengindikasikan adanya gumpalan atau kumpulan basil dalam 1-2 menit.
- Tes tabung mendeteksi koagulase atau staphylocoagulase dilepaskan yang disekresi oleh basil dalam plasma. Ini merupakan test definit untuk tes koagulase. Produksi dan reaksi nyata mengindikasikan adanya deretan yang menggumpal pada tabung dalam inkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
4. Tes biokimiawi untuk membedakan S, aureus dan S.intermedius
- Uji cepat (rapid tes) mendeteksi adanya pembetukan acetoin
- Agar ungu (purple agar), mengandung bromokresol ungu sebagai indikator pH dan 1% maltose, yang dipakai untuk membedakan S. aureus dari S. intermedius. Staphylococcus aureus memanfaatkan maltose dan asam memproduksi perubahan pada medium dan koloni ungu menjadi kuning. Sedangkan Staphylococcus intermedius, tidak sanggup memfermentasi maltose dengan baik, sehingga tidak terjadi perubahan pada warna media.
- Tes biokimia, yang mana kini sudah dikomersialkan, dan daat dipakai untuk konfirmasi spesies staphylococcus.
5. Prosedur molekuler
Prosedur molekuler mirip Polymerase Chain Reaction (PCR) biasanya sudah tertera pada tumpuan laboratorium
Gambar 2. Karakteristik hemolisis ganda S. aureus dan S. intermedius pada Blood sheep/ox agar |
perbandingan hemolisa darah. 1 (sumber gambar : delrio.dcccd.edu) |
perbandingan hemolisa darah 2. (sumber gambar : pemburumikroba.blogspot.com) |
Patogenesis dan patogenisitas
Karena staphylococcus ialah basil pyogenik, basil ini sering menimbulkan lesi supuratif. Trauma minor atau immunosupresi sanggup mempredisposisikan terjadinya infeksi. Faktor virulensi pada S. aureus dan imbas patogeniknya ditujukan pada Tabel 5.
Korelasi antara patogeik basil dengan beberapa faktor sampai ketika ini masih belum diketahui. Namun beberapa faktor virulensi mirip plasmid atau Fag-termediasi, diduga menjadi penetu virulensi dan penyandi gen staphylococcus.
Struktur basil mencakup Kapsula polysakarida, asam teikoik dan protein A mengganggu atau menghindari proses opsosnisasi dan mekanisme fagositosis.
Dinding protein sel staphyloccocus, berikatan dengan fibronektin dan fibrinogen, sanggup membantu basil berikatan dengan jaringan dan mengakibatkan kerusakan jaringan lantaran faktor toksikasinya yang dihasilkan oleh basil itu.
Produksi koagulase oleh staphylococcus sangat penting sebagai indikator patogenisitas. Ditambah dengan penanda untuk patogenisitasnya menurut acara Dnase dan produksi protein A.
Prosedur diagnostik
- Epidermitis eksudatif pada babi muda dan tick pyaemia pada domba muda ialah hanya beberapa kondisi klinis pada binatang domestik, khususnya diakibatkan oleh staphylococcus patogen. Pada kondisis supuratif, mirip infeksi staphylococcus harus dipertimbangkan dan mengambil spesimen khusus mirip eksudat dan susu mastitis yang diambil untuk mekanisme laboratorium.
- Penampakan pewarnaan gram pada nanah atau spesimen lain yang berafiliasi sanggup mengambarkan tipe staphylococcus.
- Spesimen yang dikultur pada biar darah, biar darah selektif, dan MacConkey biar dan inkubasi aerobik pada suhu 37 C dalam 24 sampai 48 jam. Agar darah selektif, yang mengandung asam nalidiksik dan kolistin, juga dipakai untuk mengambat pertumbuhan basil Proteus sp. dan kontaminan gram negatif lainya.
- Kriteria identifikasi untuk isolasi basil :
- Karakteristik koloni
- Ada tidaknya hemolisis
- Produksi katalase
- Produksi koagulase
- Profil biokimia
- Tipe Fag basil sangat berkhasiat untuk pemeriksaan epidemiologi mirip hubungan tersebut pada wabah keracunan masakan akhir staphylococcus pada manusia.
Tabel 5. Fakor Virulensi, termasuk toksin dari staphlococcus aureus dan imbas patogeniknya
Infeksi klinis
Karena staphylococcus berperan sebagai basil komensalis pada kulit dan membran mukosa dan sebagai kontaminasi lingkungan, infeksi umumnya sanggup terjadi baik secara endogenus maupun eksogenus.
Banyak infeksi bersifat opertunistik dan berafiliasi dengan trauma, immunosupresi, akhir infeksi jamur atau parasit, alergi, atau gangguan metabolisme dan hormon. Staphylococcus koagulase nyata bertanggung jawab pada sebagian besar infeksi. (lihat tabel 1).
Beberapa strain memeliki virulensi rendah, dengan koagulase negatif juga bisa mengakibatkan penyakit pada beberapa binatang (lihat tabel 2).
Vaksin yang tersedia ketika ini, sudah tidak efektif lagi mencegah infeksi staphylococcus. Uji kepekaan antibiotik sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan terapi.
Penyakit staphylococcus yang penting pada binatang domestik yaitu mastitis, tick pyaemia, eksudatif epidermitis, botryomikosis, dan pyoderma.
Mastitis staphylococcus pada sapi.
Mastitis staphylococcus, biasanya disebabkan oleh S. aureus, dan merupakan penyebab umum dari mastitis di seluruh dunia. Penyakit ini sanggup besifat subklinis, akut atau, kronis, namun kebanyakannya infeksi bersifat subklinis.
Bentuk perakut dab ganggren berafiliasi dengan reaksi sistemik yang parah dan sanggup mengancam nyawa hewan. Pada mastitis ganggren ada empat hal yang terkena, yatu badan menjadi hambar dan bewarna biru kehitaman, pada hasilnya terkelupas.
Jaringan mengalami nekrosis yang diakibatkan oleh alfa-toksin yang mengakibatkan kontraksi, dan nekrosis pada otot polos dalam dinding pembuluh darah, dan mengganggu pedoman darah.
Di tambah lagi, toksin menyebabakn pelepasan enzim lisosom dari leukosit. Mastitis akan didiskusikan lebih lanjut dilain waktu.
Tick pyaemia
Tick pyaemia, ialah infeksi yang disebabkan S. aureus pada domba muda, yang tersebar pada wilaha gembala perbukitan di inggris dan irlandia, yang merupakan habitat yang cocok untuk caplak Ixodes ricinus.
Domba muda sanggup membawa S. aureus di kulit mereka dan di mukosa hidung, dan infeksi terjadi melalui stress berat kecil pada kulit akhir gigitan caplak. Ixodes ricinus merupakan ventor untuk penyakit ricketsia dari tick-borne fever, Ehrlichia fagositopila, yang sanggup mengakibatkan immunosupresi pada domba muda dan mengakibatkan predisposisi pada infeksi staphylococcus.
Tick pyaemia dikarekterisasi baik oleh septikemia dan kematian cepat atau menurut nanah yang terlokalisasi pada banyak organ.
Manifetasi klinis mencakup arthritis, paresis posterior. Kondisi ini sangat besar lengan berkuasa pada kepentingan ekonomi pada beberapa peternakan dimana hinga 30% domba muda berumur 2 sampai 10 ahad sanggup terkena penyakit ini pada isu terkini semi atau awal isu terkini panas.
Diagnosis
- Pada domba muda, yang berkeliaran di padang gembala yang rimbun di inggris atau irlandia, tanda-tanda klinis sanggup dicurigai terkena penyakit ini.
- Gambaran mikrokopis basil pada nanah, menurut isolasi, dan indentifikasi S. aureus dari lesi.
Terapi dan pengendalian
Terapi terbatas nilainya pada kasus domba yang sangat banyak terkena penyakit. Sehingga pengendalian harus dilakukan pribadi dengan memasukan mereka ke dalam kandang, dan mengobati mereka di dalam kadang pula.
- Terapi profilaktik pada domba muda dengan antibiotik mirip tetrasiklin long akting, sanggup mengeinisiasi dalam satu minggu. Tetrasiklin juga sanggup melindungi domba muda dari E. Fagositipila
- Pengendalian caplak mirip pemandian dalam kolam yang sdah diisi antiparasitik (dipping0 sebaiknya juga dilakukan
Epidermitis eksudatif (Greasy-pig disease)
Penyakit ini, disebabkan oleh S. hyicus, yang terjadi diseluruh dunia pada babi muda sampai berumur 3 bulan. Penyakit ini sangat menular dan ditandai dengan sekresi sebaceous berlebih diseluruh tubuh, ekfoliasi, dan eksudasi pada permukaan kulit.
Babi yang terkena akan mengalami anoreksia, depresi, dan fibrilasi, mempunyai peradangan yang luas, non pruritic dermatitis dengan eksudat keabuan. Babi mda dibawah 3 ahad sanggup mati dalam 24-48 jam.
Morbiditas berkisar 20-100% dan mortalitasnya sanggup mencapai 90% dalam litter yang terkena. Staphlococcus hyicus sanggup diisolasi dari mukosa vagina dan kulit dari babi betina sampaumur yang sehat. Organisme ini diperkirakan masuk ke kulit babi muda melalui erosi kecul mirip luka gigitan.
Fatktor predisposisi sepert stress, diakibatkan lantaran induk tidak sanggup memproduksi susu lagi, dan memperparah terjadinya infeksi. Dalam sebuah studi, Injeksi toksin S. hyicus sanggup menimbulkan ekfoliasi.
Diagnosis
- Tingginya mortalitas pada babi muda dengan eksudatif, lesi pada kulit non-prutitik (tidak gatal) ialah ciri khas penyakit ini
- Isolasi dan identifikasi S. hyicus dari lesi kulit untuk konfirmasi.
Terapi dan pengendalian
- Untuk permulaan, gunakan antibiotik sistemik, dikombinasikan dengan obat topikal dengan antiseptik atau antibiotik biar lebih efektif
- Ambil isolasi dari babi penderita
- Berisihkan dan desinfeksi bangunan yang terkontaminasi
- Babi betina sampaumur sebaiknya dibersihkan dengan sabut antiseptik
- Utamakan kolonisasi pada kulit dengan strains avirulen S. hyicus untuk mencegah infeksi S. hyicus yang virulen secara eksperimental.
Botryomikosis
Botryomikosis ialah penyakit bersifat kronis, kondisi granulomatus supuratif, sering disebakan oleh S. aureus.
Penyakit ini sanggup terjadi dalam beberapa ahad sesudah kastrasi pada kuda yang disebabkan oleh infeksi pada corfa spermatika.
Botryomikosis juga sanggup terjadi pada jaringan mammae dari babi betina dewasa. Lesi derupa massa fibrous dan jaringan mengandung nanah.
Infeksi Staphylococcus pada anjing dan kucing
Staphylococcus intermedius umum disiolasi dari pyoderma, otitis eksterna, dan kondisi supuratif lainya, termasuk mastitis, endomertritis, cystitis, osteomyelitis, dan luka infeksi. Terkadang , kondisi supuratif serupa juga sanggup disebabkan oleh S. aureus.
Referesi
Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2003. Veterinary Microbiology and Microbial Disease. Blackwell Science Publisher.
0 Response to "Bakteri Staphylococus Sp.Pada Binatang (Mikrobiologi)"
Post a Comment