Infeksi Streptococcus Sp. Pada Hewan

Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies hewan, dan mengakibatkan kondisi supuratif mirip mastitis, metritis, poliarthritis, dan meningitis. 

Grup ini terdiri dari genus Streptococcus, Enterococcus, dan Peptostreptococcus. Spesies yang paling patogenik ialah genus Streptococcus. Organisme ini merupakan kokus gram-positif, diameter berkisar 1.0 µm, dan bersusun mirip rantai dalam panjang yang berbeda-beda.

Spesies stroptococcus merupakan kuman katalase negatif, fakultatif anaerob, dan non-motil. Streptococcus juga merupakan bateri yang tidak stabil, dan memerlukan perhiasan serum atau darah pada media kultur. 

Streptocccus pneumoniae (penyebab penaykit pnemonia) membentuk pasangan kokus yang mirip sepasang buah pear. Strain patogenik memliki kapsula tebal dan koloninya memproduksi mukoid. Bakteri ini mengakibatkan pnemonia pada manusa, marmut, dan bangsa tikus.

Sedangkan spesies enterococcus merupakan streptococcus enterik yang sanggup ditemukan pada kanal pencernaan pada insan dan hewan. Bakteri tersebut merupakan patogen opertunistik dan berbeda dari spesies streprococcus dalam dua hal penting :

  1. Bakteri ini mempunyai toleransi terhadap garam empedu, dan tumbuh pada media MacConcey biar dengan warna merah, mempunyai titik pada koloninya
  2. Beberapa isolat bersifat motil.

Sedangkan pada spesies peptostreptococcus indolicus merupakan streptococcus anaerob, dan secara etiologi menimbulkan penyakit bovine “summer mastitis” (merupakan penaykit mastitis yang sering muncul dalam demam isu panas, sehingga penyakit diberi julukan penyakit ini) pada hubungan dengan kuman Arcanobakterium pyogenes.

 
Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Rantai kuman Streptococcus



Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Rantai  bakteri Streptococcus (pewarnaan gram) (sumber : www.slideshare.net)


Habitat umum

Streptococcus tersebar di seluruh dunia, dan hidup sebagai kuman komensalis pada mukosa kanal respiratori atas dan kanal urogenital bawah. 

Bakteri ini merupakan kuman yang gampang mati dan rentan pada proses pengeringan dan hanya sanggup bertahan dalam periode singkat pada inang/induk semangnya. Sedangkan kuman enterococcus merupakan kuman patogen opertunistik yang hidup di kanal pencernaan.

Kunci utama
  • Kokus gram konkret berantai
  • Tidak stabil, memerlukan media diperkaya
  • Koloni kecil, biasanya bersifat hemolisis, dan transparan
  • Katalase negatif
  • Fakultatif anaerob, non-motil
  • Bakteri komensal pada membran mukosa
  • Rentan dalam proses pemanasan atau pengeringan
  • Menyebabkan infeksi pyogenik

Perbedaan kuman Sterprtococcus

Ada tiga mekanisme laboratorium yang dipakai untuk membedakan streptococcus, yaitu tipe hemolisis, pengelompokan Lancefield, dan tes biokimia.

Tipe hemolisis pada sheep/ox blood agar

  1. Beta hemolisis (hemolisis komplit) yang ditandai dengan zona kosong disekitar koloni.
  2. Alfa hemolisis (hemolisis parsial atau hemolsisi inkomplit) yang ditandai dengan zona kehijauan atau zona buram disekitar koloni
  3. Gamma hemolisis yang menandakan tidak ada perubahan objek pada biar darah di sekitar koloni.

Grup Lancefiled

Pengelompokan Lancefield ialah metode serologis untuk Klasifikasi yang menurut pada grup spesifik subtansi-C (polysakarida) pada dinding sel. Metode tes mencakup :

  1. Ring precipitation test. Substansi C diekstrak dengan asam atau panas dari Streptococcus sp. Antigen ini diekstrak dari lapisar seluruh antisera pada spesifitas berbeda. Reaksi konkret ditandai dengan deretan cincin putih pada batas dua cairan presipitasi yang berdekatan selama 30 menit (lihat gambar 2).
  2. Latex agglutination test. Antisera subtansi C spesifik untuk kelompok A hingga G (kecuali grup E) tersedia dipasaran dan dikomersilkan. Suspensi partikel latek akan melapisi tiap grup antibodi yang spesifik. Kelompok antigen ini diekstraksi secara enzimatis dari streptococcus yang diuji. Tetesan antigen dicampur pada plate dengan tetesan tiap suspensi antibodi latek dan digoyangkan dengan hati-hati. Reaksi positif, biasanya terjadi dalam satu menit, yang ditandai dengan agglutinasi (lihat gambar 3).

Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Zona hemolisa disekitar koloni streptococcus pada blood biar (sumber : es.wikipedia.org)


Tes biokimia

  1. Beberapa produk tes kini tersedia untuk uji cepat biokimia untuk undentfikasi streptococcus
  2. Uji biokimia singkat dipakai untuk membedakan Streptococcus grup C pada kuda.

Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Ring precipitation test untuk Streptococcus


Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Representasi diagram dari latex agglutination test untuk identifikasi streptococcus

Patogenesis dan Patogenisitas

Streptococcus pyogenik dihubungkan dengan bentukan abses, kondisi supuratif lainnya, dan septikemia. Streptococcus beta hemolitik umumnya lebih patogen dari streptococcus alfa hemolitik. 

Faktor virulensi mencakup enzim dan eksotoksin mirip streptolisin (hemolisin), hyaluronidase, Dnase, NADase, streptokinase, dan protease. Aksi spesifik dan beberapa faktor signifikan masih belum dipahami. 

Kapsula polysakarida, ialah faktor virulensi utama dari S. pyogenes, S. pneumoniae, dan beberapa strains, dan beberapa S. equi punya kemapuan antifagositik (suatu mekanisme untuk mengindari fagosit sel imun) Protein M dinding sel S. pyogenes, S. equi, dan S. pornicus juga antifagositik. Ketiadaan faktor antifagositik ini akan menciptakan kuman tersebut sanggup dimusnahkan dengan cepat oleh sel fagosit.

Prosedur Diagnostik

Sejarah penyakit (anamnesis), tanda klinis, dan patologi ialah hal yang sanggup mengonfirmasi secara identifikatif infeksi streptococcus sp.

  1. Streptococcus sangat rentan terhadap pemanasan atau pengeringan dan spesimen harus dikultur secepatnya. Pus atau eksudat dikoleksi dengan swab dan disimpan di medium transpor jikalau spesimen tidak sanggup di proses secepatnya.
  2. Teknik yang lebih sensitif memakai polymerase chain reaction (PCR) telah dikembangkan untuk mendeteksi S. equi hidup atau mati pada swab nasal.
  3. Rantai kokus gram konkret sanggup dilihat dari investigasi mikroskop
  4. Spesimen sebaiknya dikultur pada biar darah, selektif blood agar, dan Mac Concey agar. Plate di inkubasi secara arobik pada suhu 37 derajat Celscius selama 24 hingga 48 jam.
  5. Kriteria identifikasi isolasi :
    • Koloni kecil, transparan, beberpa sanggup menjadi mukoid
    • Tipe hemolisis pada blood agar
    • Rantai kokus gram positif
    • Tidak tumbuh ada MacConcey agar, kecuali Enterococcus faecalis
    • Tes katalase negatif
    • Pengelompokan Lancefield (Lancefield grouping)
    • Profil tes biokimia


Infeksi Klinis

Bakteri streptococcus hidup secara komesal pada membran mukosa dan sebagai akibatnya, banyak infeks streptococcus bersifat opertunistik. Infeksi primer sebagai sesak nafas (strangles) atau sebagai infeksi sekunder jawaban infeksi virus mirip pada Streptococcus pnemoniae. 

Limfonodus, kanal kelamin, atau glandula mammae sanggup terinfeksi. Septikemia neonatal sering diakibatkan oleh infeksi kanal kelamin pada induk. 

Streptococcus pyogenes, kuman patogen manusia, terkadang juga mengakibatkan mastitis pada sapi, tonsilitis pada anjing, dan lymphangitis pada kuda muda.

Streptococcus oada gewan publikasinya masih sangat terbatas secara signifikan, kecuali S. suis, yang sanggup mengakibatkan infeksi parah pada orang yang berkerja dengan babi. Streptococcus grup B ini, sanggup mneyebabkan penyakit pada bayi (manusia), dan terlihat terang pada binatang dalam lingkup strain ini.

Streptococcus ialah salah satu kelompok kuman yang sanggup mengeinfeksi banyak spesies he Infeksi Streptococcus sp. pada Hewan
Infeksi Streptococcus sp. pada glandula mammaria (sumber : vetbook.org)

Streptococus canis, patogen yang signifikan pada anjing, dan selalu dikaitkan dengan septikemia neonatal, kondisi supuratif, dan toksik stress berat sindrom. 

Sesak nafas (strangles), porcine streptococcal meningitis dan bovne streptococcal mastitis ialah infeksi yang spesifik. Vaksin yang dipakai untuk mengontrol streptococcus biasanya kurang begitu efektif. Konsekuensi klinis dari infeksi streptococcus di jelaskan pada tabel 1.

Tabel 1. Streptococcus patogenis, habitatnya, induk semang, dan konsekuensi infeksi
Spesies
Pengelompokan Lancefield
Hemolisis pada blood agar
Induk semang
Konsekuensi infeksi
Habitat
S. pyogenes
A
β
Manusia
Scarlet fever, septic sore throat, rheumatic fever
Utamanya berada di kanal respiratori atas
S. agalactiae
B
Β (α,γ)
Sapi, Domba, Kambing
Mastitis kronis
Glandula mammae (milk ducts)



Manusia, anjing
Neonatal septicaemia
Vagina
S. dysgalactiae
C
α (β,γ)
Sapi
Mastitis akut
Ruang pipi, vagina, lingkungan



Domba muda
Poliarthritis
S. equisimilis
C
β
Kuda
Abses, endometritis, mastitis
Kulit, vagina



Babi, sapi, anjing, burung
Kondisi supuratif
S. equi
C
β
Kuda
Strangles, kondisi supuratif, purpura haemorrhagica
Saluran respiratori atas, kantung suara
S. zooepidemicus
C
β
Kuda
Mastitis, pneumonia, infeksi tali pusar
Membran mukosa



Sapi, domba, babi, unggas
Kondisi supuratif, septikemia
Kulit, membran mukosa
Enterococcus faecalis
D
α (β,γ)
Banyak spesies
Kondisi supuratif mengikuti invasi opertunistik
Saluran intestinal
S. suis
D
α (β)
Babi
Septikemia, meningitis, arthritis, bronkopenmonia
Tonsil, rongga hidung



Sapi, domba, kuda, kucing
Kondisi supuratif




Manusia
Setikemia, meningitis

S. porcinus
E
β
Babi
Submandibular lymphadenitis
Membran mukosa
S. canis
G
β
karnivora
Septikemia neonatal, kondisi supuratif, toksik stress berat sindrom
Vagina, mukosa anal
S. uberis
-
α (γ)
Sapi
Mastitis
Kulit, vagina, tonsil
S. pneumoniae
-
α
Manusia, Primata
Septikemia, pneumonia, meningitis
Saluran respiratori atas
Sumber : Quin, et al (2003)



Strangles

Strangles ialah penyakit yang sangat menular pada kuda yang disebabkan oleh Streptococcus equi. Saluran respiratori atas mengalami infeksi dari limfonodus regional.

Epidemiologi

Semua umur rentan terkena penyakit, pada wabah penyakit banyak terjadi umumnya pada kuda muda. Kuda yang dijual, pertunjukan, dan kursus balapan kuda mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena penyakit. 

Transmisi melalui eksudat purulen respirasi atau leleran infeksi dari binatang penderita. Pada kasus kronis, kuman sanggup berkembang pada kantung hawa. 

Dalam bentuk yang lebih ringan, S. equi sanggup ditemukan pada sebagian kecil purulen. Hewan yang terinfeksi sanggup menularkan S. equi sekurang-kurangnya 4 ahad sesudah tanda-tanda klinis terlihat.

Tanda klinis

Periode ikubasi berkisar antara 3-6 hari. Hewan akan mengalami demam tinggi, depresi, dan anoreksia diikuti dengan leleran oculonasal yang berkembang menjadi purulen. 

Limfonodus pada belahan kepala dan leher akan membengkak dan terasa sakit ketika disentuh. Karekterisitik khususnya, nodus submandibula terkena dampak dan seringkali mengalami ruptur dan keluar leleran purulen, material ini sangat menular. 

Empyema kantung hawa (guttural pouch empyema) umum ditemukan. Morbiditas capat mencapai 100% dan mortalitasnya biasanya kurang dari 5%. Re-infeksi biasanya sanggup terjadi pada kuda yang sudah sembuh.

Kematian sanggup terjadi jawaban dari komplikasi mirip pneumonia, gangguan neurologis, aspiksia yang berkaitan dengan tekanan pada pharing jawaban pembengkakan limfonodus atau purpura heamorrhagica. 

Purpura haemorrhagica diperkirakan akan menjadi penyakit imun-termediasi, sanggup terjadi pada beberapa kuda yang terkena 1 hingga 3 ahad sesudah penyakit muncul.

Streptococcus zooepidemicus dan S. equisimilis, yang sanggup menginfeksi kanal respirasi atas, harus dibedakan dengan S equi.

Tabel 2. Differensiasi grup equine Streptococcus C menurut fermentasi gula
Sumber : Quinn, et al (2003) 

Ket :
V  : reaksi bervariasi
(-) : sebagian kecil strains negatif


Strangles yang parah, akan membentuk infeksi pada banyak organ, komplikasi serius ini hanya terjadi sekitar 1% dari binatang yang terkena.

Diagnosis

  1. Tanda klinis dan sejarah penyakit sanggup menjadi perkiraan awal terhadap diagnosis
  2. Koloni biasanya mukoid, diameternya hingga 4 mm dan dikelilingi oleh zona beta hemolisis
  3. Streptococcus equi harus dibedakan dengan Streptococcus grup C lainnya, terutama S. equisimilis, dan S. epizooepidemicus dengan fermentasi gula pada air pepton yang mengandung serum dan dengan tes biokimia lainya.
  4. Karier asimtomatik sanggup didetksi memakai tes PCR


Terapi dan pengendalian

  1. Pemberian penicillin pada binatang yang penderita (direkomendasikan). Terapi antibiotik akan sangat terbatas manfaatnya jikalau infeksi sudah terbentuk
  2. Hewan yang secara klinis mengalami penyakit harus disolasi
  3. Hewan harus di isolasi selama 10 hari ketika pertama bertemu atau kembali ke sangkar kuda
  4. Vaksin inaktif (bakterin) tersedia pada beberapa negara, namun efektifitasnya masih dipertanyakan. 
  5. Faktor predisposisi  seperti mencampur semua kuda dalam aneka macam umur sebaiknya dihindari
  6. Jika terjadi wabah, bangunan (kandang) dan peralatan harus dibersihkan dan disenfeksi.


Infeksi Streptococcus suis

Streptococcus suis dikenal diseluruh dunia sebagai penyebab kerugian signifikan pada Industri babi. 

Penyakit ini selalu dikaitkan dengan meningitis, arthritis, septikemia, dan bronkopenmonua, pada babi disegala umur, dan dengan kasus endocarditis sporadis, simpulan hidup neonatal, dan aborsi.

Karakteristik serologis dan biokimia 

Streptococcus suis termasuk dalam grup D dalam pengelompokan Lancefield, walaupun sebelumnya strains ini telah dimasukan dalam grup R, S, (RS), dan T. Tes Serologis menurut perbedaan antigenik pada material kapsuler, besarnya karbohidrat pada kondisi alami. 

Sekurangnya 24 serotipe dari virulensi yang bervariasi telah diketahui. Sekitar 70% isolat S. suis masuk dalam serotipe 1 hingga 9 dan serotipe ½, yang keduanya mempunyai antigen 1 dan 2. 

Dalam antigen tersebut, antigen 2 ialah serotipe yang paling prevalen dengan rasio karier hingga 90%. Serotipe ini selalu dikaitkan dengan meningitis pada babi dan manusia. Dua biotipe, S. suis I dan S. suis II, sanggup diidentifikasi memakai sistem tes komersial.

Tanda klinis dan epidemiologi

Babi karier (asimptomatik) membawa S. suis pada jaringan tonsilnya. Wabah penyakit umurnya banyak terjadi pada kadang intesif “tail to tail” ketika mereka tersubjek dengan overpopulas, jeleknya sistem ventilasi kandang, dan faktor stress. 

Babi betina yang membawa kuman ini sanggup menginfek litternya, danmenyebabkan simpulan hidup babi neonatal (baru lahir) atau mejadi karier penyakit. Meningitis yang sering berakhir fatal, ditandai dengan demam, tremor, inkoordinasi, opistotonos, dan konvulsi.

Di Amerika utara, S. suis dering diisolasi dari kasus penyakit respiratori yang bersama dengan mycoplasma dan pasteurella sp. infeksi serius sanggup terjadi secara periodik pada insan secara pribadi yang berkerja di peternakan babi atau belahan pemrosesannya. Infeksi pada S. suis juga telah dicatat terjadi pada sapi dan ruminansia kecil, kuda, dan kucing.

Pengendalian

Bakteri ini cenderung menjadi endemis pada peternakan binatang betina dan eradikasinya kemungkinan akan tidak mudah. Meningkatkan kualitas peternakan sanggup menurunkan prevalensi penyakit klinis. 

Kebanyakan strains S. suis merupakan kuman yang rentan pada penicillin atau ampicillin. Long-acting penicillin, diberikan secara injeksi pada babi betina satu ahad menjelang farrowing dan pada babi muda selama 2 ahad pertama, telah meningkatkan jangka hidup neonatal dan mengurangi angka simpulan hidup atau meningitis.

Bovine Streptococal mastitis

Streptococcus agalictiae, S. dysgalactiae, dan S. uberis ialah patogen utama dalam kasus mastits streptococcus. Enterococcus faecalis, S. pyogenes, dan S. zooepidemicus jarang menimbulkan penyakit ini.
  1. S. agalactiae akan membentuk koloni pada kanal susu dan menjadikan infeksi persisten dan mastitis akut
  2. S. dysgalactiae, yang biasa ditemukan pada ruang pipi dan genital, dan pada kulit glandula mamaria, menyebakan mastitis akut
  3. S. uberis, normalnya mempunyai habitat pada kulit, tonsil, dan mukosa vagina, merupakan penyebab utama mastits klinis, dan biasanya tanpa menimbulkan tanda sistemik


Diagnosis

  1. Tanda klinis mencakup peradangan pada jaringan mamaria dan puting susu
  2. Sampel susu sebaiknya dikoleksi secara hati-hati untuk mencegah kontaminasi
  3. Sampel sebaiknya dikultur pada blood agar, Medium Edwards, dan MacConcay biar dan diinkubasi secara aerobik pada suhu 37 derajat selama 24 hingga 48 jam.
  4. Perbedaan streptococcus penyebab mastitis dijelaskan pada tabel 3. Tes CAMP konkret digambarkan pada gambar.
  5. Uji fermentasi gula
Tabel 3.Perbedaan Streptococcus yang mengakibatkan mastitis pada sapi

Referensi 

Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2003. Veterinary Microbiology and Microbial Disease.  Blackwell Science Publisher.

0 Response to "Infeksi Streptococcus Sp. Pada Hewan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel