Teknik Operasi Caesar Pada Binatang (Bedah Genitalia)

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedahan pecahan reproduksi. Pembedahan pada kawasan ini dilakukan untuk memperbaiki atau mengatasi problem kesulitan yang terjadi pada alat reproduksi. 

Karena pada  menjadi salah satu titik kerawanan untuk terjadinya penyakit atau kelainan yang sanggup membahayakan bagi hewan. Namun, juga perlu diingat bahwa pembedahan reproduksi haruslah sangat hati-hati lantaran merupakan  yang sangat besar peranannya dalam perkembangan janin.

Macam-macam pembedahan reproduksi salah satunya ialah Operasi Caesar. Operasi Caesar ini penting peranannya dalam hal penanganan kesulitan melahirkan, uterotomy, penanganan abortus, dll dari titik-titik tertentu. 

Utamanya bedah Caesar yang dilakukan ialah untuk penanganan kesulitan dalam proses kelahiran, ini terjadi kalau pada proses kelahiran induk mengalami hambatan. Jika kasus diatas tidak ditanggulangi maka akan berdampak pada kelainan lainnya yang bisa menjadikan penyakit lain. 

Penanganan operasi ini haruslah hati-hati baik dari persiapan, operasi, hingga terapi pasca operasi biar mendapat hasil terbaik dengan langkah cepat, sempurna dan akurat.

Definisi Operasi Caesar

Operasi caesar ialah mekanisme operasi (bedah) untuk mengeluarkan janin (fetus) dengan insisi (membuka) melalui dinding abdomen (laparotomi) dan uterus (hiskotomi). 

Tujuan operasi caesar : untuk melahirkan bayi (fetus) dengan jalan pembukaan dinding abdomen. Adapun indikasi operasi Caesar, mencakup :

1.  Indikasi medis

a.  Power

Yang memungkinkan dilakukan operasi caesar, contohnya daya mengejan lemah, induk berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mensugesti tenaga

b.  Passanger 

Ukuran anak yang terlalu besar, posisi anak dalam kandungan yang absurd (sungsang), serta anak menderita fetal distress syndrome (denyut jantung janin/fetus kacau dan melemah)

c.  Passage

Ukuran panggul induk yang sempit dan kemungkinana adanya infeksi pada kanal keluarnya anak (fetus) yang sanggup menular ke anak.

2.  Indikasi Induk

a.  Usia

Usia menjadi pertimbangan sanggup atau tidak dilakukannya operasi caesar lantaran baik pertama kali atau sudah memasuki usia bau tanah (hamil tua) juga sama2 mempunyai resiko.

b.  Tulang panggul

Ukuran tulang panggul yang tidak sesuai dengan lingkar kepala janin sanggup menimbulkan kesulitan melahirkan

c.  Hambatan pada jalan keluar janin

Hambatan sanggup terjadi lantaran adanya tumor ataupun lantaran kelainan bawaan.

d.  Kelainan kontraksi rahim.

Kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak sanggup melebar pada proses persalinan sehingga kepala bayi tidak terdorong.

e.  Ketuban yang pecah dini.


3.  Indikasi janin/fetus

  1. Keadaan gawat pada janin (fetal distress) ibarat detak jantung melambat.
  2. Ukuran janin yang terlalu besar
  3. Posisi janin dalam kandungan
  4. Faktor plasenta
  5. Kelainan pada tali pusat


Preanastesi dan Anastesi Operasi Caesar

Anestesia yang dilakukan pada binatang bunting, terutama untuk mekanisme bedah Caesar mempunyai tantangan tersendiri bagi dokter binatang dimana dibutuhkan ketepatan dan ketelitian di setiap tindakan biar kesudahannya baik bagi fetus maupun induknya. 

Dasar dari semua obat anestesi yang baik ialah bisa untuk sanggup menembus blood brain barrier atau lapisan sawar darah otak. 

Hal ini pula yang memperlihatkan kemampuan obat anestesi untuk sanggup menembus sirkulasi darah pada fetus walaupun tidak dalam konsentrasi yang sama yang diberikan pada induk, kebuntingan juga menimbulkan adanya perubahan fisiologi pada binatang betina, dikarenakan imbas hormaon dan perubahan fisik menimbulkan adanya peningkatan massa badan dan volume darah dan hal tersebut besar lengan berkuasa dalam pemberian obat anestesi sebagai terapi. 

Maka dari itu untuk menentukan obat sedatif, analgesic dan anestetik, seorang dokter binatang perlu mempertimbangkan keadaan fisiologis dan perubahannya selama kebuntingan, teratogenisitas dari obar, kadar perfusi dan distribusi oksigen pada fetus dan depresi kardiorspiratorius pada fetus.

Elemen paling penting yang menjadi kunci kesuksesan bedah atau operasi Caesar ialah penggunaan anestesi dan pembedahan yang sesingkat-singkatnya dengan mekanisme yang baik dan benar. 

Manajemen anestesi untuk mekanisme operasi Caesar sanggup memakai pendekatan anestesi umum atau anestesi regional dengan memakai spinal blok tetapi keduanya bukan merupakan metode yang ideal. 

Protokol dilakukan sesuai dengan situasi edis dan keadaan pasien.

Hewan bunting intinya lebih sensitive dalam merespon anestesi yang diberikan secara spinal dikarenakan kadar farmakologi dan kimia pada obat. 

Maka dari itu, takaran dari anestesi local yang diberikan sanggup dikurangi hingga sepertiganya. Walaupun begitu bukan berarti anestesi spinal tidak beresiko bagi fetus yang akan dilahirkan, resiko utama dari pemberian anestesi adala vasodilatasi yang sanggup menimbulkan blokade simpatetik yang kemudian mengarah ke hipotensi dan hipoperfusi. 

Sehingga tekanan darah dan perfusi harus selalu dimonitor baik pada segmen cranial maupun region ekstremitas dari binatang bunting yang menjalani operasi Caesar. 

  
Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lokasi epidural anestesi dan lokasi pemberian spinal anestesi


Anestesi umum lebih familiar dipakai oleh dokter binatang dan merupakan satu-satunya pilihan yang dilakukan untuk mengatasi binatang yang garang atau mempunyai kontraindikasi untuk pemberian anestesi spinal ibarat adanya sepsis atau kelainan lain ibarat adanya clot pada spinal. 

Pemberian obat sedatif diusahakan tidak diberikan sama sekali dan pemberian obat sedatif hanya pada binatang yang garang saja. 

Pemberian premedikasi harus mengandung opoid dengan imbas samping yang ringan ibarat pethidine atau butorphanol atau opoid dengan daya kerja singkat ibarat fentanyl dimana kemungkinan pemberian naloxone pada fetus juga dibutuhkan. Induksi sanggup dilakukan dengan memakai banyak sekali biro induksi tetapi kebanyakan kasus berjalan dengan baik memakai propofor dan etomidate. 

Ketamin dan thiopental diberikan dengan perhatian khusus lantaran kemungkinan adanya binatang yang mempunyai AV blok pada ketamin dan stress berat terhadap thiopental. Induksi gas sanggup dilakukan pada binatang yang teranestesi, tetapi dengan penggunaan induksi yang lambat sanggup merugikan dikarenakan waktu yang usang dalam keadaan yang mendesak sehingga membahayakan baik bagi induk maupun fetus yang akan dilahirkan.  

Pada Anjing dan Kucing Secara umum anestesi epidural pada anjing dan kucing sanggup dilakukan dengan memakai 0, ml/kg dari lidocaine 2%, adonan 1:1 dari lidocaine 2% dan bupivacaine 0,5% sanggup bekerja sebagai blockade yang cukup usang dengan keamanan yang sama. 

Penambahan 0,1 mg/kg morfin preservative pada lidocaine juga sanggup dilakukan untuk memperpanjang imbas anestesi. 

Sedasi dalam bentuk agonist α2 diberikan hanya pada binatang yang garang dikarenakan imbas samping dari bentuk obat sedasi ini ialah adanya atoni pada rumen dan kontraksi uterus serta sanggup mensugesti fetus dengan terjadinya bradikardi dan hipotensi. 

Pada mekanisme kali ini bentuk sedasi yang diberikan ialah xylazine dengan takaran 6-10 mg (0,01-0,016 mg/kg), selain xylazine bentuk sediaan sedasi lainnya ibarat phenothiazine, detomidine and acepromazine. 

Detomidine merupakan sediaan sedasi dengan harga yang cukup mahal tetapi tidak memperlihatkan imbas peningkatan dari uterotonisitas, sedangkan pengguanaan phenothiazine sanggup menginduksi vasodilatasi yang sanggup menimbulkan hipoksemia pada fetus dan perdarahan pada induk. 

Acepromazine dan butorphanol merupakan sedasi yang cukup baik tanpa menimbulkan ataxia dan tidak menimbulkan peningkatan tensi uterus.

Anestesi epidural diberikan ketika sapi telah tesedasi, dengan demikian pemberian anestesi epidural harus dilakukan dengan hati-hati lantaran sedikit saja kelebihan takaran sanggup menimbulkan sapi lemas dan kehilangan keseimbangan hingga sapi sanggup berbaring dimana hal tersebut tidak diinginkan. 

Maka takaran yang dipakai ialah 2ml (80mg) procaine cair yang mengandung adrenaline 4%. 

Anestesi epidural caudalis sanggup juga dilakukan dengan memakai 1,5-2 ml lidocaine 2% atau xylazine dengan takaran 0,05-0,07 mg/kg. lidocaine mempunyai kelebihan dengan memblokade saraf sensori tanpa memperlihatkan imbas pada saraf motorik serta mempunyai imbas analgesic yang cukup panjang. 

Sedangkan xylazine sanggup menimbulkan uterotonisitas dan ataxia walaupun diberikan secara epidural, selain itu juga sanggup menimbulkan imbas pada sirkulasi darah, respirasi dan peningkatan kontraksi pada rumen.

Pada Kuda Bedah Caesar yang dilakukan pada kuda merupakan tindakan elektif dimana kuda betina pernah mengalami fraktur atau cedera pada kanal reproduksinya dan kuda betina yang pernah mengalami distokia atau perdarahan pada arteri uterina yang parah pada proses kelahiran sebelumnya. 

Penanganan dan pengamatan preoprasi sangat diajurkan, konsentrasi dari elektrolit pada sekresi kelenjar mamae menjadi suatu tanda sempurna waktunya dilakukan pembedahan. Berkurangnya tingkat sodium dan meningkatnya potassium dan kalsium menjadi indikator lain sebagai penanda awal kelahiran.

Teknik Operasi Caesar

Teknik Operasi Caesar pada Sapi

Sebelum operasi dilakukan binatang sanggup di posisikan sebelumnya sesuai dengan yang diinginkan oleh operator. 

Dari sebuah jurnal ada 4 posisi dan 4 rujukan yang sanggup dilakukan dalam memposisikan binatang maupun rujukan insisi yang akan diambil, yakni ibarat gambar berikut :


Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Posisi bangun dan insisi pada pecahan paralumbar sinister.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Posisi bangun dan insisi pada pecahan oblique sinister.


Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Posisi ventral recumbency dan insisi ventral paramedian.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Posisi ventral recumbency dan insisi ventrolateral.

  • Prosedur Pembedahan pada Bagian Kiri Flank dengan Posisi Sapi Berdiri Ketika seorang dokter binatang tetapkan untuk melaksanakan operasi Caesar pada sapi, sapi tersebut kemudian dipindahkan ke tempat yang higienis dan lebih terang dalam stable. 
  • Kepala sapi kemudian diikat kearah kiri untuk mencegah sapi tersebut jatuh dan menimpa pecahan insisi dari operasi. 
  • Seorang ajun atau peternak akan bangun disamping kepala sapi untuk menrestrain dan menghalangi pandangan sapi sehingga kalau hingga terjadi sesuatu hal ibarat kalau sapi terjatuh. 
  • Di samping kanan tempat sapi bangun merupakan dinding penghalang sehingga sapi tidak akan berayun kearah samping, tetapi tempat yang paling ideal ialah boks operasi bedah dimana boks tersebut kondusif bagi sapi serta kondusif bagi dokter binatang dari tendangan yang mungkin dilakukan oleh sapi.


Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
 Box untuk Hewan yang Ingin Operasi Caesar

  • Prosedur diawali dengan pemberian tocolyticum (clenbuterol-hydrochloride 0,15 mg) diberikan secara injeksi pada vena di ekor sapi sebagai relaxan pada otot uterus.Efek relaxan diberikan dari clenbuterol dan isoxsuprin yang bekerja pada reseptor di myometrium. Tetapi ketika uterus siap untuk berkontraksi imbas obat tersebut akan menjadi lebih rendah. Pemberian epinephrine juga mempunyai imbas yang sama ibarat tocolyticum. Selain itu, ritodrine, yang merupakan agonis dari adrenergic β2 juga sanggup memperlihatkan imbas relaxan yang sama pada myometrium. 
  • Ekor kemudian diangkat dan diikat kea rah tungkai belakang kanan untuk mencegah sapi tersebut mengibaskan ekor sehingga menimbulkan kontaminan pada daera insisi. Bila perlu tungkai belakang kiri dari sapi sanggup diikatkan pada boks untuk mencegah sapi menendang dokter binatang pada ketika pengerjaan operasi.
  • Teknik operasi dilakukan dengan pertama-tama pecahan flank sinister dibersihkan dan dicukur dengan lokasi sekitar 10 cm ke arah cranial dari tuber coxae hingga ke os. Costae terakhir dan area yang berada di pecahan dorsal dari transversal vertebrae dikeringkan untuk mencegah adanya cairan yang mengalir sehingga sanggup mengontaminasi insisi. 
  • Kemudian region flank sinister diberikan desinfeksi dengan memakai alcohol untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh jarum yang tidak steril pada otot dan jaringan subkutan. 
  • Anesthesia local diberikan dengan memblokade  saraf perifer sekitar 5 cm ke arah caudal dari os. Costae terakhir atau 5 cm dari sayatan insisi yang dibentuk dengan takaran 80-120 ml procaine-hydrochloride yang mengandung adrenaline 4% (3200-4800 mg procaine). Penggunaan procaine-hydrochloride dengan adrenaline juga berfungsi untuk mengurangi perdarahan pada ketika dilakukannya insisi. 
  • Setelah injeksi anestesi diberikan kemudian pecahan yang akan di operasi diberikan disinfektan dengan memakai sabun yang mengandung iodine dan rambut-rambut pada pecahan tersebut dicukur dan didesinfeksi kembali dengan memakai alcohol serta povidone-iodine cair.
  • Selain penggunaan procaine 4% sebagai anestesi local, lidocaine 2% juga sanggup digunakan. Teknik lain selain dengan blockade pada spinal yaitu dengan memakai blockade lumbar dan blockade paravertebral pada T13, L1, L2 dan saraf spinal.
  • Teknik operasi yang dilakukan dengan memulai sayatan insisi pada lapisan-lapisan kulit dengan jarak 10 cm dibawah prosesus transverses lumbalis pada fossa mid-paralumbar sepanjang 30-45 cm ke arah ventral dan berjarak sekitar 5 cm dari caudal os. Costae terakhir. 
  • Musculus obliquus abdominis externus dan internus dinsisi secara vertical bersamaan. Musculus transverses abdominis kemudian dipotong dengan memakai gunting jaringan. 
  • Ketika rongga perut sudah terbuka maka lokasi yang perlu ditemukan ialah keberadaan dari cornua uteri.
  • Perlakuan pada fetus berbeda sesuai dengan posisi fetus pada rahim, kalau fetus ditemukan dengan posisi kepala dan tungkai depan berada di dalam uterus maka dokter harus dengan hati-hati mengeluarkan fetus dari rahim melalui insisi yang dibuat. 
  • Tungkai depan keluar telebih dahulu kemudian diikuti oleh kepala dan tungkai belakang untuk mencegah kepala fetus tersangkut dan menoleh kea rah lainnya yang menimbulkan terjadinya rupture uteri. Jika fetus dalam posisi membelakangi operator, maka operator harus memutar posisi uterus dan fetus hingga ke pecahan axis longitudinalnya. 
  • Untuk melaksanakan hal tersebut maka operator meletakan tangan kiri dan lengannya sempurna di bawah cornua uteri dan menarik metatarsal atau metacarpal kearah operator dan mendorong uterus dengan memakai tangan kanan sehingga uterus berputar pada axis longitudinalnya.hal ini harus dilakukan dengan sangat hening biar sapi yang teranestesi tidak hingga jatuh.


Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Teknik Memutar Fetus & Sebelum Mengeluarkan


Fetus dari Uterus

  • Ligasi pada sayatan insisi yang dilakukan pada dinding uterus memakai material benang monofilament yang bersifat absorbable dengan memakai jarum lingkaran dan rujukan jahitan menerus, tetapi selain itu sanggup juga mengunakan rujukan sutura cushing yang dimodifikasi. Dapat pula dengan memakai cushing yang sederana. 
  • Sebelum diligasi, diberikan 1 gr oxytetracyline ke dalam lumen dan sesudah sutura selesai dibentuk kemudian luka insisi diperiksa kembali kalau masih ada kesalahan dan kebocoran pada uterus yang diligasi. 
  • Musculus abdominis diligasi bersamaan dengan membrane peritoneum dan pecahan otot obliquus diligasi bersamaan dengan memakai rujukan sederhana terputus dalam satu lapis. Sebelum dilakukannya ligasi pada rongga perut, diberikan irigan dengan memakai penicillin 1200IU/ kg yang disemprotkan secara intra abdominal sebagai langkah pencegahan kontaminasi pada rongga perut. Penggunaan antibiotic yang broad spectrum ibarat kombinasi dari penicillin dan neomycin. 
  • Kemudian kulit diligasi dengan memakai rujukan interlocking menerus atau denan rujukan terputus sederhana atau horizontal mattress atau rujukan cruciate terputus. Benang yang dipakai berupa material sintetik polifilamen yang bersifat absorbable. Setelah kulit diligasi diberikan epilog dengan menyemprotkan plastic ataupun alumunium untuk mencegah kontaminasi akhir debu.

 
Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Luka Insisi pada Sinister Flank Setelah Operasi

Lebih singkat proses operasi Caesar pada sapi dijelaskan dibawah ini :

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Posisi berdiri, insisi paralumbar sinister, kemudian dilakukan pencukuran dan pemberian iodin, Lakukan penyayatan kulit, subcutan & otot pada regio abdomen (transversal).

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan pencarian fetus yang berada didalam uterus

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan insisi pada pecahan uterus untuk mengeluarkan fetus.   

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Setelah dilakukan insisi kemudian fetus dibantu keluar dengan cara ditarik dengan perlahan dan hati- hati.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Setelah fetus keluar dilakukan pengangkatan kaki untuk mengeluarkan lendir pada mulut, hidung fetus sambil membersihkan pecahan luar dengan handuk/kain.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan penjahitan pada pecahan yang diinsisi (uterus).

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan pencucian pada kawasan penjahitan dan sekitarnya dengan NaCl fisiologis.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan reposisi uterus kembali ke dalam abdomen dengan cara mendorong uterus kedalam.
   
Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Jahit kembali otot, subcutan dan kulit sesudah pemasukan uterus kedalam abdomen.

Teknik Operasi Caesar pada Anjing

Pada teknik operasi yang dilakukan pada anjing intinya sama dengan sapi, hanya saja objeknya terperinci berbeda dan teknik yang dilakukan pun niscaya berbeda. 
  • Pasien di cukur sebelum anastesi dilakukan, kemudian di lakukan insisi garis tengah dibentuk untuk mengekspos rahim. Prosedur operasi untuk pengeluaran fetus dari induknya, melalui laparohisterectomi atau pembedahan pada perut dan uterus (rahim). 
  • Pada operasi cesar di monitoring terhadap frekuensi denyut jantung serta respirasi dan temperatur badan per 5-10 menit untuk mengetahui kondisi binatang selama terimmobilisasi. 
  • Setelah di insisi,fetus kemudian dikeluarkan dari Rahim (uterus). Setelahnya uterus, dinding abdomen dan kulit kemudian dijahit. Jahitan pada kulit ialah internal sehingga fetus tidak terganggu oleh simpul. Lebih lanjut akan dijelaskan di bawah ini :

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan pemberian preanastesi dan anastesi dan tunggu binatang memperlihatkan reaksi (teranastesi).

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Hewan diposisikan Dorsal recumbency, lakukan pen- cukuran, kemudian pada pecahan abdomen diberikan iodin (antiseptik), sesudah itu di- lakukan sayatan (Linea Alba).        

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Keluarkan uterus dari rongga abdomen, kemudian insisi pecahan uterus biar nantinya fetus gampang dikeluarkan.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Keluarkan fetus dari uterus, kemudian potong tali pusar.       

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Bersihkan anaknya dari lendir dengan memakai handuk atau kain.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan pencucian pada kawasan penjahitan dan sekitarnya dengan NaCl fisiologis
   
Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan penjahitan pada pecahan uterus yang diinsisi tadi. 

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Reposisi kembali uterus ke dalam rongga abdomen. 

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan kembali penjahitan pada otot, subcutan dan kulit dibagian linea alba yang tadi di insisi. Selesai  

Teknik Operasi Caesar pada Unta

Pada unta dilakukan restain dengan sternal recumbency dan pecahan tungkai diikat. Sedasi diberikan dengan memakai xylazine 0,25 mg/kg secara IV dengan disertai pemberian lignocaine hydrochloride 60-100ml secara regional pada pecahan flank, sesudah binatang tersedasi kemudian posisi unta dibaringkan dengan lateral recumbency.

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada binatang kalau dibutuhkan ialah pembedah Teknik Operasi Caesar pada Hewan (Bedah Genitalia)
Unta dengan Posisi Restrain Sterna Recumbency

  • Teknik operasi dilakukan dengan pendekatan laparohysterectomy dari pecahan sinister flank dan pertama-tama tindakan dilakukan dengan mencukur, mencuci dan memperlihatkan antiseptic pada pecahan permukaan flank dengan memakai povidone iodine 7,5% dan alcohol. 
  • Kemudian insisi dibentuk sepanjang 30-40 cm mulai dari pecahan tengah fossa para lumbar, sekitar 6-8 cm di bawah prosesus transvsersus lumbalis, 5 jari pada pecahan posterior dan parallel dengan os. Costae terakhir. 
  • Sayatan dilakukan pada lapisan subcutan, muskularis dan peritoneum dengan memperhatikan posisi limpa yang berada di region tersebut sesudah uterus terlihat maka uterus diangkat dan dibalut dengan memakai kassa steril. 
  • Insisi pada dinding uterus kemudian dibentuk pada area yang sedikit pembuluh darahnya dan fetus dikeluarkan bersama dengam membrane lainnya serta plasenta kalau sanggup disingkirkan ketika itu juga, kalau tidak pemberian oxytocin untuk menginduksi kontraksi uterus harus diberikan sesudah operasi dilakukan untuk mengeluarkan membrane yang tersisa. 
  • Kemudian uterus diirigasi dengan unggunakan 1-1,5 liter saline steril dan uterus dijahit kembali memakai catgut chromic 3-0 dengan rujukan jahitan Utrecht. 
  • Uterus diposisikan kembali ke dalam cavum abdomen dan cavum abdomen diirigasi dengan memakai antibiotic cair penicillin-streptomycin 50-60 ml. 
  • Lapisan peritoneum dan musculus abdominis diligasi dengan memakai chromic catgut 4-0 rujukan jahitan Lockstitch menerus dan pecahan kulit diligasi dengan memakai benang silk steril 3-0 rujukan jahitan mattress. 
  • Setiap ligasi diberikan normal salin dan antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi dari kontaminan yang ada.


Teknik Operasi Caesar pada Kuda

Pendekatan insisi yang dilakukan pada kuda ada dua jenis yaitu pendekatan melalui pecahan flank yang dimodifikasi dengan kuda pada posisi lateral recumbency cukup sering dilakukan di Eropa dan pendekatan melalui abdomen pada pecahan ventral midline dengan posisi kuda pada keadaan dorsal lateral recumbency sering dilakukan di Amerika Utara. 

Jangka waktu untuk melaksanakan bedah Caesar pada kuda dihentikan lebih dari 20 menit lantaran hal tersebut sanggup menimbulkan fetus berada dalam keadaan kritis, lain halnya kalau fetus sudah ditemukan dalam keadaan mati maka 20 menit tersebut bukan merupakan waktu kritis tetapi mekanisme harus tetap berjalan sesingkat dan sebaik mungkin demi keselamatan induk.

  • Kuda dibaringkan pada posisi doral lateral recumbency dengan pendekatan ventral midline pada abdomen ditorehkan insisi sepanjang 35-40 cm dengan jarak 10 cm dari umbilicus ke arah kaudal sepanjang garis tengah abdomen. 
  • Ekstremitas caudal dari fetus biasanya terdapat pada koruna uteri harus ditemukan terlebih dahulu dan dikeluarkan. 
  • Kemudian dibentuk satu sutura dengan rujukan menyilang dibentuk erat pada ujung dari cornua uteri dengan jarak yang cukup erat pada ekstremitas kaudal dari fetus, dan satu jahitan menyilang pada uterus yang mendekati pecahan hock atau ankle dilakukan oleh ajun operator untuk mengurangi kontaminasi pada abdomen oleh cairan dari uterus selain itu dibutuhkan juga adanya handuk serap yang diletakan pada sisi dinding abdomen yang dinsisi. 
  • Insisi dilakukan pada pecahan dinding uterus dan membrane chorioalantois diantara dua sutura yang telah dibuat. 
  • Tetapi pada mekanisme uterotomy insisi dilakukan sepanjang dinding uterus untuk sanggup mengeluarkan fetus dari uterus. 
  • Membrane amnion yang membungkus fetus kemudian disayat dan dikeluarkan. Operator kemudian mengeluarkan fetus dari rahim dengan menggenggam pecahan ekstremitas kaudal fetus dan menarik fetus keluar dari rahim dengan sumbangan ajun operator. 
  • Kemudian fetus dengan tali pusar yang masih melekat dibawa ke ruangan lainnya untuk dilakukan resusitasi dan evaluasi. 
  • Bagian membrane chorioalantois kemudian depisahkan dari endometrium hingga berjarak 3-4cm sepanjang insisi dari dinding uterus. Jika plasenta sanggup dengan gampang diangkat maka pada ketika itu juga plasenta harus dikeluarkan dari uterus.
  • Biasanya perdarahan yang tejadi pada dinding uterus yang diinsisi cukup banyak sehingga rujukan sutura yang dilakukan untuk menutup sayatan ialah rujukan menerus sederhana pada pecahan tepi insisi untuk proses homeostatis. 
  • Pembuluh darah besar kemudian diligasi kembali. Bagian uterus ditutup dengan dua tahap, lapisan pertama memakai benang absorbable sutura dengan rujukan Connel menerus dan lapisan kedua dengan memakai Lembert menerus dengan jenis benang yang sama. 
  • Setelah uterus ditutup kemudian uterus diirigasi dengan antiseptic dan diberikan terapi 40 unit oxytocin secara intravena untuk menstimulasi kontraksi uterus dan mengeluarkan plasenta. 
  • Setelah itu sutura menyilang sederhana yang dibentuk pada awal pengeluaran fetus dibuka dan uterus dikembalikan pada posisi awal di rongga abdomen. 
  • Handuk serap kemudian disingkirkan dan rongga abdomen diirigasi dengan memakai 10-15 liter saline hangat dan diberikan crystalline-penicillin cair pada abdomen dan rongga abdomen dijahit kembali dengan memakai benang vicryl.


Perawatan Pasca Operasi Caesar

Perawatan Pasca Operasi Caesar pada Sapi

Manajemen post operasi dilakukan dengan memakai penicillin 6-12 juta IU dan oxytocin 50-100 IU untuk menginduksi kontraksi uterus dengan meninjeksikannya secara intra muscular. 

Oxytetracycline diberikan dengan takaran 6,6-11 mg/kg sekali sesudah 24 jam post operasi secara intravena, atau intramuscular maupun subcutan selama 3-5 hari atau dengan pemberian ceftiofur hydrochloride/ sodium dengan takaran 1,1 – 2,2 mg/kg per 24 jam secara IV, IM atau SC selama 3-5 hari. Selain itu sanggup diberikan pula florfenicol 20 mg secara IM per 48 jam atau 40 mg/kg secara SC per 96 jam.

Perawatan Pasca Operasi Caesar pada Anjing

Setelah dilakukan operasi, tindakan selanjutnya ialah melaksanakan perawatan pasca operasi pada anjing. Perawatan pasca operasi terdiri dari penanganan induk dan anak (Puppies). Untuk penanganan induk bisa dengan :

  1. Pemeriksaan pecahan yang insisi bila ditemukan gejala infeksi yang mencakup : kemerahan, pembengkakan dan nyeri.
  2. Pembatasan pemberian latihan selama 3 minggu.
  3. Pemberian antibiotik kalau perlukan.
  4. Pemberian obat antipsikotik dalam beberapa kasus dibutuhkan.


Sedangkan pada puppies sanggup diberikan perlakuan sebagai berikut :
  1. Pembersihan puppies dari lendir sesudah keluar dari uterus.
  2. Perlu lingkungan yang hangat.
  3. Pemberian makanan perhiasan kalau induk tidak menyusui.
  4. Swab perineum untuk merangsang buang air kecil dan buang air besar.


Perawatan Pasca Operasi Caesar pada Unta

Manajemen post-operasi dilakukan dengan pemberian oxytocin dengan takaran 20-40 unit secara intravena. 

Penstrep diberikan secara injeksi dengan takaran 1ml / 20 kg selama 7 hari disertai pemberian Ketoprofen 15-20ml secara IV selama 3-5 hari. 

Ringer laktat diberikan sebanyak 3-5 liter perhari disertai 5% dextrose dengan notmal saline 3-5 liter perhari untuk memenuhi kebutuhan mineral pada unta. 

Ligasi pada kulit dibersihkan dengan memakai povidone iodine 7,5% setiap hari dan jahitan dileas sesudah 3-4 ahad kemudian tergantung dari kesembuhan primer post operasi.

Perawatan Pasca Operasi Caesar pada Kuda

Tindakan post operasi yang dilakukan pada kuda yang menjalani operasi Caesar hamper sama dengan kuda yang menjalani operasi pada pecahan abdomen hanya saja perhatian lebih ditekankan pada aluran reproduksinya. 

Jika plasenta belum keluar ssetelah pemberian oxytocin pertama, oxytocin diberikan lagi 2-3 jam sesudah kelahiran dengan takaran 40 unit disertai pemberian Ringer laktat melalui IV selama 30-60 menit. 

Biasanya plasenta akan keluar paling usang 8 jam sesudah kelahiran. Setelah plasenta keluar kemudian dilakukan irigasi pada uterus satu hari sekali selama 3-4 hari. 

Antibiotic sistemik dan flunixin meglumin diberikan selama 3-5 hari sesudah kelahiran dengan diubahsuaikan keadaan dimana adanya kontaminasi atau stress berat pada jaringan. 

Kuda sanggup dibiarkan merumput satu hari post operasi dan dianjurkan diberikan pakan yang menganduk minyak mineral untuk mempercepat kesembuhan luka, selain itu latihan berjalan pada kuda diberikan 2-3 kali per hari selama 3-4 minggu. 


Penutup

Setelah melaksanakan pembahasan mengenai operasi Caesar, sanggup disimpulkan bahwa teknik bedah ini intinya sama yang dilakukan pada hewan. 

Hanya saja terdapat perbedaan dalam hal penanganan, pemposisian binatang pada ketika operasi dan penggunaan anastesi yang berbeda, lantaran anastesi dipakai sesuai dengan keadaan badan pasien.


Referensi 

Anwar Suhel, et al. 2013. Cesarean Section in Dromedary Camels Under Field Conditions in United Arab Emirates. Camel-International Journal of Veterinary Science: UAE.

Embertson, Rolf M. 2006. Ovary and Uterus Equine Surgery. Journal of American Veterinary Medicine Association: USA.

Hughes, Tom. 2012. Dealing with Dystocia in a Referral Hospital. The Liphook Equine Hospital: Hampshire, UK.

Jones, R. S. 2001. Epidural Analgesia in the Dog and Cat. University Departement of  Anesthesia, University of Liverpool: UK.

Kolkman, Iris. 2010. Calving Problems and Calving ability in the Phenotypically Double Muscled Belgian Blue Breed. Ghent University: Belgium.

Kushnir, Y and Epstein, A. 2012. Anesthesia for the Pregnant Cat and Dog. The Hebrew University of Jerusalem: Israel.

Lemke, Kip A., Caroline J. Hewson, Alice D. Crook. Examples of  Sedatives, Anesthetic, and Pain Management Protocols, for Healthy Horses, Cattle and Pigs. 2010. Altantic Veterinary College, University of Prince Edward Island.

Ravenhill, Peter. 2012. Dealing with Dystocia in the field. B&W Equine Group, Willesley Equine Clinic: Tetbury, UK.

Schultz, Loren G., Jeff  W. Tyler, H. David Moll, and Gheorghe M. Constantinescu. 2008. Surgical Approaches for Cesarean Section in Cattle. Kanada : Veterinary Journal.

0 Response to "Teknik Operasi Caesar Pada Binatang (Bedah Genitalia)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel