Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy Dan Hysterotomy Pada Binatang (Bedah Genital)

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium dan/atau bersama uterus. 

Hysterotomy merupakan tindakan pembedahan berupa insisi uterus yang dilakukan melalui dinding abdomen atau melalui vagina sedangkan Hysterectomy merupakan operasi pemotongan dan pengambilan keseluruhan uterus. 

Operasi ini dilakukan untuk mensterilkan binatang betina atau untuk terapi penyakit yang terdapat pada uterus, operasi juga sanggup dilakukan untuk memperkecil terjadinya piometra pada betina yang tidak steril. 

Operasi dilakukan dengan melaksanakan insici pada garis median abdomen (linea alba) menurut pada ukuran dan besar hewan, untuk kemudian dilakukan pengangkatan pada ovarium atau uterus atau hanya untuk dilakukan tindakan terapi.

Sistem Reproduksi dan Genitalia

Sistem reproduksi yakni salah satu sistem perkembangbiakan  yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup.sistem reproduksi pada binatang jantan terdiri dari testis,epididimis, penis dll. Sedangkan sistem reproduksi pada binatang betina terdiri dari ovarium,oviduc,uterus , vulva dan vagina.

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Anatomi sistem reproduksi binatang betina


Sistem genitalia atau alat kelamin merupakan alat reproduksi yang memegang peranan penting dalam perjuangan mempertahankan eksistensi jenis binatang dengan cara berkembang biak.

Definisi umum 

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan untuk pengangkatan atau pembuangan ovarium dan/atau bersama uterus.  

Hysterotomy merupakan tindakan pembedahan berupa insisi uterus yang dilakukan melalui dinding abdomen atau melalui vagina sedangkan Hysterectomy merupakan operasi pemotongan dan pengambilan keseluruhan uterus. 

Operasi ini dilakukan untuk mensterilkan binatang betina dengan maksud menghilangkan fase estrus atau untuk terapi penyakit yang terdapat pada uterus ibarat resiko tumor ovarium, serviks, dan uterus. Selain itu, operasi juga dilakukan untuk memperkecil terjadinya piometra pada betina yang tidak steril. 

Sterilisasi biasanya dilakukan ketika binatang masih berumur muda. Pada perkara piometra sterilisasi dilakukan sebagai terapi lantaran ketidakseimbangan cairan sehingga melalui tindakan bedah ini sanggup menyembuhkan penyakit tersebut.

Ovariohisterectomy atau OH, sanggup dilakukan pada hampir semua fase siklus reproduksi, tetapi paling baik dilakukan sebelum pubertas dan selama fase anestrus.

Tujuan Pembedahan

Tujuan Pembedahan Ovariohysterectomy (OH)

  1. Menekan dan mengurangi populasi binatang terutama binatang liar yang memiliki resiko besar sebagai pembawa bibit penyakit bagi manusia.
  2. Menghindari penyakit genetik dan deformitas kongenital, ibarat polycystic kidney disease (PKD), lysosomal storage disease dan amyloidosis (pada kucing dan anjing).
  3. Mencegah atau treatment penyakit ovarium dan uterus, biasanya pada binatang muda sanggup mencegah penyakit ovarium dan uterus ibarat kanker uterus, kanker ovarium, polycystic ovaries, metritis atau endometritis, mucometra, cystic endometrial hyperplasia, pyometra, ectopic pregnancy, prolapsus uterus, dan torsio uterus.
  4. Mencegah atau mengurangi penyakit yang disebabkan oleh keganjilan hormon (estrogen dan progesteron). Kondisi ini mengindikasikan adanya kelebihan hormon antara lain vaginal hyperplasia, mamari neoplasia dan tumor, mammary enlargement, cystic endometrial hyperplasia, pyometra dan pseudoregnancy. Jika OH dilakukan sehabis estrus pertama, resiko terjadinya tumor mammary menjadi 8%; jikalau dilakukan sehabis siklus estrus kedua resiko terjadinya tumor tersebut meningkat hingga 26%, jikalau dilakukan sehabis 2,5 tahun, OH bukan merupakan tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari tumor mammary.


Tujuan Pembedahan Hysterotomy dan Hysterectomy

  1. Untuk menciptakan binatang betina menjadi steril.
  2. Untuk mengambil uterus pada perkara piometra yang tidak sanggup diobati.
  3. Untuk mengambil uterus yang sudah mengalami nekrosa dan keadaan fetus yang sudah membusuk. 

Lokasi Anestesi 

Untuk bedah Ovariohysterectomy (OH), anestesi yang diberikan yakni secara regional atau anestesi umum. 

Sedangkan untuk bedah Hysterotomy dan Hysterectomy pada umumnya dilakukan anestesi umum melalui suntikan intravena atau sanggup pula anestesi pada rongga intervertebralis lumbosacral (anestesi regional).

Untuk anestesi umum sanggup digunakan Pentobarbital sodium (sagatal, termasuk short acting). Thiopental sodium (pentothal, termasuk ultra short acting). Sagatal, bila dibandingkan dengan penthotal, lebih mendepresi sistem pernapasan tetapi lebih sering dipakai. 

Penggunaan sagatal secara intravena dengan cara setengah takaran disuntikan dengan kecepatan sedang dinantikan satu menit supaya anestesi bekerja kemudian sisanya disuntikkan selama 2-4 menit terakhir sambil diperhatikan stadium anestesinya. 

Dosis sagatal yakni kurang lebih 25 mg/kg bb diberikan secara intarvena. Demikian pula halnya penggunaan pentothal secara intravena dan dosisnya kurang lebih 20-25 mg/kg bb atau pentothal 2,5%. 

Untuk keperluan anestesi, sanggup disuntikkan premedikasi dengan Chlorpromasine (sebagai tranquilizer) sebagai intramuskuler dengan takaran dilarang melebihi 0,5 mg/lb berat tubuh dan disuntikkan 1-1,5 jam sebelum anestesi. 

Setelah digunakan premedikasi maka penggunaan takaran anestesi menjadi berkurang dan durationof action dari pada anestesi menjadi lebih usang serta binatang terlindung dari ancaman over takaran anestesi.

Materi

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam pembedahan ini mencakup peralatan bedah minor antara lain towel clamp, pinset anatomis dan syrorgis, scalpel dan blade, gunting lurus tumpul tajam dan runcing, gunting bengkok, tang arteri, needle holder, steteskop, termometer, dan spuit 1 cc dan 3 cc. 

Bahan 

Bahan-bahan dan obat yang dipersiapkan yakni tampon, plester, benang jahit Chromic cat gut 3.0, kain epilog (drape), dan aquades. Obat yang digunakan antara lain 

Pre Operasi

Sebelum melaksanakan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun persiapan yang dilakukan yakni persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi, persiapan binatang perkara dan operator.

a.  Persiapan Alat, Bahan, dan Obat

Sterilisasi alat dengan menggunakan autoclave selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum disterilkan dengan dengan menggunakan alkohol 70%. 

Tujuan dilakukan sterilisasi alat yakni untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka operasi yang sanggup menghambat kesembuhan luka.

b.  Persiapan Ruang Operasi

Ruang operasi dibersihkan menggunakan desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%. 

Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi, oleh lantaran itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi harus mendapat penerangan yang cukup supaya daerah/site operasi sanggup terlihat jelas. 

c.  Persiapan Hewan

Pemeriksaan fisik awal wajib untuk dilakukan sebelum operasi dilakukan. Pemeriksaan fisik mencakup : 
  1. signalemen
  2. berat badan
  3. umur
  4. pulsus
  5. frekuensi nafas
  6. suhu tubuh
  7. dan investigasi sistem tubuh lainnya (digestivus, respirasi, sirkulasi, saraf, reproduksi), perubahan anggota gerak, dan perubahan kulit, yang dicatat dalam ambulator atau kertas investigasi hewan. 

Metode Operasi 

a.  Hysterotomy pada perkara distokia 

Hewan dipersiapkan ibarat biasa untuk operasi, selanjutnya diberi anastesi. Anastesi yang digunakan yakni anastesi umum (anastesi epidural). 
  1. Setelah diberi anastesi, binatang dibaringkan pada punggungnya (dorsal recumbency). Dibuat irisan melalui kulit dan linea alba di tempat ventral midline dari tempat xiphoid (sedikit di kranial umbilicus) hingga ke tepi pubis. 
  2. Ditempatkan laparotomy pad atau handuk ditepi irisan untuk mengisolasi uterus dari abdominal. Kedua cornua dan corpus uteri ditarik keluar dengan hati-hati lantaran cornua uteri dan pembuluh darahnya sangat gampang robek. 
  3. Dibuat irisan longitudinal pada cuilan dorsal corpus uteri dengan hati-hati supaya tidak melukai fetus. 
  4. Fetus yang tedekat dengan insisi ditarik keluar atau didorong keluar dengan mendorong uterus. 
  5. Selaput amnion dibuka dengan jari atau gunting dan anak anjing dikeluarkan.umbilical cord dijepit dengan 2 hemostat pada jarak 3 cm dari perut anak anjing dan dipotong. 
  6. Anak anjing diserahkan untuk perawatan selanjutnya dan placenta dilepaskan dari uterus dengan jalan ditarik perlahan-lahan. 
  7. Anak-anak anjing yang lain didorong ke tempat insisi dan dikeluarkan satu demi satu dengan cara yang sama. 
  8. Insisi pada uterus ditutup dnegan 2-0 atau 3-0 chromic catgut dengan jahitan lambert atau cushing peritoneum dan linea alba dijahit dengan 2-0 atau 3-0 chromic catgut dengan jahitan simple interrupted, subkutan dan fascia menerus dan kulit dengan teladan jahitan terputus.
Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Prosedur operasi hyteretomy

Anak-anak anjing yang sudah dikeluarkan secepatnya harus dibersihkan cairan yang berada di ekspresi dan hidungnya dan badannya dikeringkan. 

Pengeringan dilakukan dengan digosok agak keras supaya menstimulir sirkulasi dan respirasi. Kontraksi uterus akan segera terjadi sehabis fetus dikeluarkan, diberikan oxitosin atau ergonovin apabila tidak terjadi kontraksi uterus.

b.  Hysterectomy

Pemilihan anastesi dalam melaksanakan suatu operasi bedah sangatlah perlu dipertimbangkan terhadap cara pemakaian obat, dosis, efek yang ditimbulkan dan tidak kalah penting yakni pertimbangan irit dan persediaan obat. 

Anastesi yang sering digunakan dalam operasi bedah Hysterectomy yakni anastesi umum melalui suntikan intravena atau sanggup pula pada rongga intervertebralis lumbosacral (anastesi regional). 

Pada anastesi umum sanggup digunakan diantaranya penthobarbital sodium, thiopental sodium, halothane, ether. Premedikasi yang sering digunakan yakni xylazine Hcl, atropine sulfate. Belakangan ini anastesi ketamine Hcl  sering digunakan dalam suatu operasi.

  1. Setelah itu, maka selanjutnya dilakukan operasi, tindakan yang sanggup dilakukan yakni kulit disayat untuk pertama kalinya dengan menggunakan scalpel pada cuilan ventral abdomen, lantaran lebih gampang mencapai uterus, ovarium, usus dan vesica urinaria. 
  2. Bila terjadi perdarahan pada subkutan maka dijepit dengan penjepit arteri dan diusahakan jaringan yang terjepit seminimal mungkin. Kemudian disayat. jaringan subkutan dengan menggunakan pisau lainnya hingga fascia dan penyayatan fascia dilakukan ke kranial dan kaudal dengan menggunakan gunting. 
  3. Otot perut dipisahkan dengan menggunakan pembedahan tumpul dan dilakukan dengan gunting kemudian dibuka dengan gunting tersebut. 
  4. Peritoneum dikuakkan ibarat otot dan ditarik kemba1i dengan penjepit. Operator menciptakan sayatan  sedikit dengan skalpel dan penyayatan peritoneum diperluas ke kranial dan kaudal dengan gunting dan dinding abdomen diangkat secara hati-hati dari lapisan viscera dibawahnya. Omentum ditarik ke kranial dengan menggunakan kait supaya cornua uteri didapat dari sayatan perut tadi.
  5. Pada peralihan tuba falopii dan cornua uteri diikat secara ganda dengan catgut chromic medium 2-0. 
  6. Pembuluh darah yang memvaskularisasi uterus diikat dengan benang yang sama. Kemudian diantara ikatan ganda tersebut dipotong dengan skalpel atau gunting. 
  7. Lepaskan alat penggantung uterus secara punctur. Ulangi hal yang sama pada uterus yang lainnya. 
  8. Uterus ditarik ke kranial, pangkal uterus dan ujung cervix dijepit kemudian diadakan pengikatan ganda dengan catgut. 
  9. Arteri dan vena uterina diikat atau dijahit dengan benang yang sama. Kemudian dengan menggunakan skalpel diantara ikatan tadi dipotong.
  10. Selanjutnya, dilkukan periksaan terhadap perdarahan dari pembuluh darah yang telah terpotong. 
  11. Omentum dimasukkan kembali ke dalam ruang perut ibarat semula dan diberikan larutan garam steril sebanyak 100 - 150 ml at au tunjangan antibiotika. 
  12. Peritoneum dijahit dengan jahitan terus dengan menggunakan catgut chromic medium 2-0. Kemudian otot dan fascia dijahit dengan cara yang sama, demikian pula subkutan ditutup dengan jahitan dan benang yang sama. 
  13. Kulit dijahit dengan menggunakan benang yang tidak di peresapan dengan teladan horizontal matras. 
  14. Bekas lukan dibalut dengan perban serta diberikan suntikan antibiotika
Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Prosedur operasi Hysterectomy


c.  Ovariohysterectomy (OH)


Anastesi pada bedah Ovariohysterectomy digunakan anastesi regional atau anastesi umum. Sebelum anastesi, dilakukan tunjangan premedikasi menggunakan Atropin Sulfat. 

Selanjutnya dilakukan pencukuran rambut pada tempat ventral abdomen, sehabis binatang diletakkan pada posisi dorsal recumbency (terlentang) kemudian tempat yang dicukur dibersihkan dan didesinfeksi. 


  1. Daerah ventral abdominal disiapkan sebagai tempat operasi, yaitu dari xiphoid hingga tempat pubis. 
  2. Umbilikus diidentifikasi dan diperkirakan untuk mwmbagi tempat abdominal menjadi tiga bagian. 
  3. Pada anjing dilakukan insisi dimulai dari caudal umbilikus 1/3 cuilan cranial abdominal ke caudal sepanjang 4-8 cm. insisi dilakukan lebih ke caudal akan menyulitkan untuk mengangkat ovarium. 
  4. Pada kucing tubuh uterus berada agak ke caudal, sehingga insisi dilkukan lebih ke caudal mulai dari 1/3 cuilan tengah abdominal. 
  5. Insisi dilakukan pada kulit dan subkutan 4-8 cm untuk membuka linea alba. Linea alba dipegang dan diangkat sedikit keluar untuk sanggup melaksanakan insisi. Insisi pada linea alba dilebarkan ke cranial dan kaudal untuk membuka rongga abdomen.
  6. Dinding abdominal kiri dikuakkan dan dimasukkan ovariectomy hook. Hook dimasukkan menelusuri dinding cuilan kiri abdominal, 2-3 cm ke kaudal ginjal. 
  7. Hook digerakkan ke medial untuk mengangkat kornua uteri, ditelusuri ke kaudal untuk menemukan bifurkasio uteri dan ke kranial untuk menemukan ovarium. 
  8. Apabila koruna uteri tidak ditemukan dengan menggunakan hook, dilakukan palpasi pada kantong kencing sepanjang insisi. 
  9. Corpus uteri berada diantara kantong kencing dan colon. Setelah ovarium ditemukan, dipalpasi adanya ligamentum suspensarium pada ujung proximal ovarium. 
  10. Ligamentum ditelusuri dengan jari telunjuk, ditarik dan dilkukan pemutusan di bersahabat ginjal tanpa merobek pembuluh darah. 
  11. Tanpa dilakukan pemutusan ligamentum, ovarium akan sulit dikeluarkan. Dipasang 2 atau 3 clamp didekat ovarium untuk persiapan dilakukan ligasi. 
  12. Clamp paling maksimal digunakan untuk tempat ligase, clamp ditengah digunakan untuk memegang ketika menggunakan ligase, sedangkan clamp paling distal digunakan untuk mencegah kembalinya anutan darah sehabis dilakukan transeksi. 
  13. Ligase pada pembuluh darah ovarium menggunakan bentuk ‘8’ dengan benang absurable (2-0, 3-0 cromic catgut, polydioxanone, polyglyconat atau polyglactin 910)
  14. Dibuat ikatan kedua diatas ikatan pertama untuk mencegah perdarahan. Dilakukan pemotongan ovarium dan control terjadinya perdarahan. 
  15. Ovarium diangkat, penggantungnya dipotong dan dikontrol terjadinya perdarahan. 
  16. Cornua uteri ditelusuri hingga pada bivorkarsio uteri untuk mendapat koruna dan ovarium sebelahnya. 
  17. Diletakan clamp dan dilakukan ligase ibarat langkah yang telah dijelaskan diatas. Setelah kedua ovarium terpotong, uterus ditarik keluar dan dilakukan ligase pada pembuluh darah kiri dan kanan korpus uteri dengan 2-0 cromic catgut dan seluruh corpus uteri juga diikat didekat servix. 
  18. Dilakukan pemotongan tubuh uterus dan diamati terjadinya perdarahan. Diligasi jikalau ada perdarahan. 
  19. Sisa potongan uterus dimasukan kedalam abdominal sebelum clamp dilepaskan. 
  20. Dinding abdominal ditutup dan dilakukan dengan tiga lapisan (linea alba dan peritonium dengan teladan jahitan terputus, subcutan dan fascia menerus dan kulit dengan teladan jahitan terputus)


Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Lokasi pemotongan pada OH  

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Daerah operasi


Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Pemotongan pada mesovarium

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
Pemotongan pada uterus

Ovariohisterectomy merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat ovarium d Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy dan Hysterotomy pada Hewan (Bedah Genital)
OH dengan endoscopy

Post Operasi

Prinsip utama sehabis dilakukan operasi ovariohysterectomy, Hysterotomy dan Hysterectomy perlu dilakukan pemantauan kondisi binatang ibarat temperatur, frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas serta kondisi luka. 

Pemberian antibiotik spektrum luas perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya nanah sekunder. Elizabeth collar sanggup digunakan untuk membatasi pergerakan anjing sehingga akan melindungi tempat yang telah dioperasi. 

Jahitan sanggup dibuka hari ke 7 post operasi dan selama masa perawatan dilakukan pergantian verband dan diberikan yodium tincture dan juga dilakukan pencucian pada tempat sekitar jahitan.

Hysterotomy


Setelah dilakukan tindakan operasi, perawatan pasca operasi perlu dilakukan pada pasien. Anjing harus ditempatkan di tempat yang higienis dan sehat serta pakan yang sesuai, bekas sayatan di pantau secara rutin. 

Pemberian antibiotika untuk mencegah terjadinya nanah bakteri. Bekas luka operasi juga diberikan penicillin powder pada bekas luka jahitan. 

Benang jahitan dibuka sehabis 5-7 hari atau sehabis luka jahitan kering. Jika luka bekas jahitan telah kering dan keadaan anjing telah normal, maka anjing dinyatakan telah pulih.

Hysterectomy


Setelah selesai menja1ani operasi maka anjing dirawat dengan perhatian yang lebih khusus dengan menunjukkan lingkungan yang sehat dan higienis serta makanan yang bergizi. 

Pemberian antibiotika untuk mencegah adanya nanah sekunder sangat perlu diberikan selama tiga hingga empat hari. 

Bekas luka operasi diberikan penisilin powder untuk mencegah adanya infeksi. Benang jahitan dibuka sehabis 5 - 7 hari atau luka jahitan telah kering. Bila luka operasi telah kering dan keadaan umum dari anjing tersebut baik maka anjing tersebut sanggup dinyatakan sembuh.

Ovariohysterectomy

Perawatan pasca operasi mencakup tunjangan nutrisi yang cukup, obat-obatan untuk membantu proses persembuhan luka, dan obat-obat untuk mencegah munculnya nanah sekunder ibarat antibiotik. 

Selain itu kebersihan terhadap binatang harus tetap dijaga, mengingat luka operasi sangat gampang untuk dimasuki oleh distributor infeksi. Perawatan post operasi dilakukan selama 14 hari untuk sanggup maximal hingga proses penutupan luka secara sempurna.

Komplikasi Post Operasi Ovariohysterectomy, Hysterotomy dan Hysterectomy

Setelah dilakukan pembedahan ovariohysterectomy, Hysterotomy dan Hysterectomy, terdapat beberapa komplikasi yang mungkin akan terjadi, diantaranya yaitu :

Pendarahan (Hemoragi)

Hemoragi dilaporkan sebagai kausa janjkematian paling umum sehabis pembedahan ovariohysterectomy, Hysterotomy dan Hysterectomy. Pendarahan sanggup disebabkan lantaran pembuluh darah ovarium yang rupture ketika ligamentum suspensorium ditarik (direngangkan).

Ovariant remnant syndrome

Sindrom ini mengakibatkan binatang tetap estrus pasca ovariohysterectomy. Hal ini disebabkan lantaran pengambilan ovarium yang tidak sempurna.

Uterine stump pyometra, inflamasi, dan granuloma.


Fistula pada traktus reproduksi

Fistula tersebut berkembang dari adanya respon inflamasi terhadap material operasi (benang).

Urinary incontinence

Merupakan kejadian tidak sanggup mengatur spincter vesica urinary. Hal ini sanggup terjadi lantaran adanya perlekatan (adhesi) atau granuloma pangkal uterus (sisa) yang menggangu fungsi spincter vesica urinary.


Referensi

Sudisma, I.G.N.,G.A.G.Pemayun.,A.A.G.J.Wardhita.,I.W.Gorda. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari. Denpasar

Adin, Christopher. Complications of Ovariohysterectomy and Orchiectomy in Companion Animals. Vet Clin Small Anim 41 (2011) 1023–1039

Goethem, Bart, et al. 2006. Making a Rational Choice Between Ovariectomy and Ovariohysterectomy in the Dog: A Discussion of Benefits of Either Technigue. Veterinary Surgery 35:136 – 143

Hill, Lawrence, Daniel Smeak. Suspensory Ligament Rupture Technique During Ovariohysterectomy in Small Animal. CE Article

Kirpensteijn, Jolle. 2008. Ovariectomy versus Ovariohysterectomy. Is the eternal argument ended?. IVIS. Ital

0 Response to "Teknik Operasi Ovariohisterectomy, Hysterectomy Dan Hysterotomy Pada Binatang (Bedah Genital)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel