Teknik Operasi Kastrasi Pada Binatang (Bedah Genitalia)

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa dan hormon-hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat remaja kelamin testis turun dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis inguinalis.  

Contoh tindakan bedah yang dilakukan terhadap testis yaitu kastrasi. Kastrasi atau orchiectomy yaitu tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. 

Hal ini umumnya dilakukan untuk sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif, serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada testis atau scrotum. 

Kasus-kasus yang sering ditemukan antara lain: oedema scrotalis, tumor scrotalis, orchitis (peradangan pada testis), tumor testis (sertoli cell tumor), monorchyde, cryptorchyde, dermatitis scrotalis (exzeem scrotalis). 

Pada binatang yang muda kastrasi dilakuklan dengan maksud mengurangi sifat garang yang bekerjasama dengan hormone dan menggemukkan hewan, sedangkan pada binatang renta kastrasi cenderung dilakukan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan senilitas pada testis.

Definisi

Kastrasi atau orchiectomy yaitu suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat (menghilangkan) testis. 

Kastrasi sanggup menurunkan populasi binatang alasannya yaitu sanggup mencegah kesuburan binatang jantan (tujuan sterilisasi), mengurangi sifat menjelajah, dan mengurangi kebiasaan kencing yang tidak baik.  

Kastrasi ini dilakukan pada binatang jantan dalam keadaan tidak sadar (anastesi umum).
Adapun metode kastrasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
  1. Metode terbuka. Sayatan dilakukan hingga tunika vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus.
  2. Metode tertutup. Sayatan hanya hingga pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan pada funiculus spermaticus

Indikasi

Keuntungan dilakukannya kastrasi yaitu mencegah kelahiran yang tidak diinginkan. Selain menjaga populasi tetap terkendalikan, tindakan ini juga memungkinkan pemilik sanggup merawat binatang peliharaannya dengan maksimal. 

Indikasi dari kastrasi bervariasi. Biasanya untuk mencegah beranak dan mengembara atau untuk mencegah sikap jantan yang agresif.

Kucing betina yang sedang birahi mengeluarkan feromon yang sanggup menyebar melalui udara. Feromon ini sanggup mencapai tempat yang cukup jauh.

Kucing jantan sanggup mengetahui dimana letak kucing betina yang sedang birahi melalui feromon ini, kemudian kemudian mencari dan mendatangi sang betina meskipun jaraknya cukup jauh. 

Kucing jantan yang telah dikastrasi cenderung tidak bereaksi terhadap feromon ini dan lebih suka membisu di dalam rumah

Keuntungan lain dilakukannya tindak kastrasi yaitu jarangnya kucing terluka tanggapan sabung dengan kucing lain. Semakin jarang terluka semakin kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang sanggup menular melalui luka/ kontak. 

Kastrasi juga sanggup mengurangi resiko penyakit yang bekerjasama dengan hormon androgen ibarat gangguan prostat, tumor, dan perineal hernia. 

Indikasi lain dari kastrasi yaitu menghindari sifat asing yang diturunkan, gangguan testis dan epididimis, mencegah tumor skrotum, stress berat dan nanah serta sanggup mengurangi gangguan endokrin.

Beberapa kucing dikastrasi alasannya yaitu mempunyai/membawa cacat genetik. Diharapkan kucing-kucing cacat tersebut tidak sanggup lagi berkembang biak, sehingga jumlah kucing-kucing cacat sanggup dikurangi.

Banyak sekali penyakit klinis pada alat kelamin jantan yang sanggup diatasi dengan tindak kastrasi. Beberapa diantaranya yaitu tumor scrotum, edema scrotum, monorchid, cryptorchid, orchitis, epididimitis, prostatitis, phimosis, paraphimosis, veneric sarcoma, dll.

Treatment yang sanggup dilakukan untuk mengurangi ukuran prostat untuk meringankan tanda-tanda pada obstruksi saluran pelvis antara lain yang disarankan yaitu kastrasi. 

Involusi permanen dari prostat dan mengobati tanda-tanda klinis yang terjadi dalam 2 atau 3 minggu. Hewan-hewan yang dikastrasi mungkin perlu dipertimbangkan pemberian terapi androgen atau estrogen.

Metode Kastrasi

Secara anatomis, lapisan yang membungkus testis dari superficial ke profundal yaitu kulit dan subkutan (scrotum), tunika dartos, dan tunika vaginalis communis. Berdasarkan penyayatan pada lapisan-lapisan ini, dikenal dua metode dalam kastrasi, yaitu :

1.  Kastrasi tanpa membuang testis

Metode ini sanggup dilakukan dengan merusak sirkulasi darah yang menuju testis pada masa pertumbuhan, sehingga testis mengalami atrofi. Akibatnya testis tak sanggup berfungsi sebagai alat reproduksi. Kastrasi tanpa membuang testis sanggup dilakukan dengan cara:
  1. Kontusio (memukul dengan benda keras) pada pembuluh darah yang menuju testis,
  2. Tusukan jarum berpijar pada pembuluh darah yang menuju testis,
  3. Melakukan torsio pada funiculus spermaticus,
  4. Pengikatan atau penjepitan percutan pada leher skrotum, cara ini sering dipakai (emasculatome),
  5. Dapat diikat dengan karet berbentuk ring, dalam waktu 7-10 hari testis dan skrotum akan lepas (elastrator). 
Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Pengikatan testis dengan karet khusus 

Metode ini umumnya dilakukan pada binatang ternak. Cara yang sering dipakai yaitu pengikatan dengan karet (elastrator) dan dengan tang Burdizzo (emasculatome). Akan tetapi, cara ini jarang dipakai alasannya yaitu menjadikan rasa sakit dan berisiko terjadi peradangan.

2.  Kastrasi dengan membuang testis

Kastrasi Tertutup 

Pada kastrasi tertutup, sayatan hanya hingga pada tunika dartos, sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Pengikatan dan penyayatan dilakukan pada funniculus spermaticus. 

Metode ini biasanya dilakukan pada anjing jenis kecil atau masih muda, dan kucing.  Keuntungan cara ini yaitu dengan tidak dibukanya tunica vaginalis, maka sanggup menghindari kemungkinan terjadinya hernia skrotalis.

Kastrasi Terbuka 

Kastrasi terbuka, umumnya dilakukan pada anjing jenis besar dan dewasa. Pada metode ini semua jaringan skrotum dan tunica vaginalis diinsisi dan testis serta spermatic cord dibuang tanpa pembungkusnya (tunica vaginalis). 

Kerugian utama cara ini yaitu dengan terbukanya tunica vaginalis menjadikan adanya kekerabatan dengan rongga abdomen sehingga memungkinkan terjadinya hernia skrotalis yang terutama berisi usus. 

Keuntungan cara ini yaitu ikatan pembuluh darahnya lebih pasti, sehingga meminimalisir terjadinya pendarahan.

Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan Kecil

Persiapan Pra Operasi

Sebelum melaksanakan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun persiapan yang dilakukan yaitu persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi, persiapan binatang masalah dan operator.

a.  Persiapan Alat, Bahan, dan Obat

Sterilisasi alat dengan memakai autoclave selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum disterilkan dengan dengan memakai alkohol 70%. 

Tujuan dilakukan sterilisasi alat yaitu untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka operasi yang sanggup menghambat kesembuhan luka. Alat-alat operasi dipersiapkan dalam keadaan steril yang diletakkan secara urut dan rapi diatas tatakan steril di bersahabat meja operasi.

Pada binatang kecil, premedikasi yang dipakai yaitu Atropin sulfat 0,025% dengan takaran 0,04mg/kg BB secara subkutan. 

Untuk anestesi sanggup dilakukan secara lokal (field block), regional dan anestesi umum. Umumnya anastesi dipakai adonan Xylazin 2 % takaran 2 mg/kg BB dengan Ketamin HCL 10% takaran 15 mg/kg BB yang diberikan secara intramuskuler. Selain juga dipersiapkan antibiotik untuk mencgah terjadinya infeksi sekunder.

b.  Persiapan Ruang Operasi

Ruang operasi dibersihkan memakai desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi dengan memakai alkohol 70%. 

Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi, oleh alasannya yaitu itu sebelum diadakanya operasi persiapan lampu operasi harus mendapat penerangan yang cukup biar daerah/situs operasi sanggup terlihat jelas.

c.  Persiapan Operator 

Operator dan pembantu operator sebelum dan selama pelaksanaan operasi harus selalu dalam kondisi steril. 

Sebelum operasi dilaksanakan, operator dan pembantu operator mempersiapkan diri dengan mencuci tangan mulai dari ujung tangan hingga batas siku, memakai air sabun, kemuadian dibilas dengan air higienis yang mengalir, sesudah itu tangan direndam dalam larutan antiseptik dengan memakai larutan PK 4% atau alkohol 70%. 

Selama operasi, operator dan pembantu operator harus memakai masker, topi operasi, dan sarung tangan yang higienis serta pakaian khusus untuk operasi untuk mengurangi kontaminasi. 

Apabila operator dan pembantu operator sudah dalam keadaan steril maka dihentikan bersentuhan atau memegang benda-benda yang tidak steril.

d.  Persiapan Hewan

Sebelum operasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan investigasi kondisi tubuh binatang secara umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah binatang memenuhi syarat operasi atau tidak. Bila binatang dinyatakan memenuhi syarat, maka operasi sanggup dilaksanakan.

Pada binatang dengan masalah tertentu, ibarat testicular neoplasia harus dievaluasi terhadap metastase dan myelotoksisitas, terutama bila terjadi anemia dan feminisasi. 

Myelotoksisitas umumnya sanggup teratasi dalam 2-3 ahad sesudah tumor diambil tetapi sanggup bersifat fatal apabila tidak mendapat terapi yang tepat.

Sebelum operasi binatang harus dipuasakan makan selama 12 jam dan puasa minum selama 6 jam sebelum operasi dilakukan dengan tujuan biar kondisi usus dalam keadaan kosong sehingga tidak muntah. 

Sehari sebelum operasi binatang dimandikan bila rambutnya kotor, dikeringkan dengan handuk kering atau alat pengering. 

Sebelum melaksanakan operasi, juga perlu ditimbang berat tubuh anjing tersebut untuk memilih takaran anastesi yang akan digunakan. 

Setelah itu dilakukan pencukuran rambut, kepingan tempat yang akan diincisi yaitu tempat skrotum sekitar testis dan ekor ruas tertentu dibasahi dengan air sabun untuk memudahkan pencukuran. 

Rambut tersebut dicukur searah dengan arah rebah rambut memakai silet yang tajam kemudian dibersihkan dengan air kemudian diolesi iodium tincture atau povidone iodine secara sirkuler dari sentral ke perifer.

Operasi

a.  Katrasi Tertutup 

  • Dilakukan anestesi lokal (infiltrasi) pada tempat yang akan diinsisi. Pada binatang remaja sanggup dengan anestesi epidural atau general. Hewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. Dilakukan draping dengan single drape. Buat insisi sepanjang kira-kira 3 cm yang cukup lebar untuk mengeluarkan testis (tergantung ukuran hewan) melalui kulit pada raphae median (garis tengah) skrotum sedikit di belakang bulbus penis.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Insisi pada scrotum

  • Dengan memakai jari salah satu testis didorong ke luar insisi, dan irisan dengan hati-hati diperdalam hingga tunica dartos dan fascia sehingga testis menonjol melalui tempat insisi, dibantu dengan preparasi tumpul memakai gagang scalpel.
 
Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Mengeluarkan testis

  • Dengan memakai tangan kiri testis ditarik keluar dari insisi, potong ligamentum skrotum dan fascia dengan cara menusuk fascia dengan ujung skalpel dilanjutkan ke caudal.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Memotong ligamentum skrotum dan fascia

  • Sisa-sisa ligamentum dan fascia didorong masuk ke dalam insisi memakai gagang skalpel, dengan demikian yang masih tertinggal yaitu spermatic cord yang masih berada didalam tunica vaginalis yang kini bebas terekspose.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Mendorong masuk ligamentum dan fascia, menunjukkan spermatic cord

  • Tempatkan arteri klem pada spermatic cord kepingan bawah, dan kemudian dipotong sepanjang tepi arteri klem dengan memakai scalpel.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Pemotongan spermatic cord

  • Buat ikatan fiksasi pada proksimal (dibawah) arteri klem.  Ligasi dilakukan dengan cara memasukkan benang ke kepingan tengah potongan kemudian disimpulkan di salah satu sisi potongan, kemudian diligasikan ke seluruh potongan dan disimpulkan di tempat yang berseberangan memakai cat gut chromic 2-0.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Ligasi spermatic cord

  • Dilakukan investigasi terhadap adanya perdarahan dan stabilitas ikatan, gres kemudian arteri klem dilepas dan potongan dibiarkan masuk ke lubang insisi.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Melepas arteri klem

  • Dorong testis lainnya ke insisi kulit dan dilakukan mekanisme yang sama untuk membuang testis ibarat di atas.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Lakukan mekanisme yang sama ibarat sebelumya pada testis yang satu lagi

  • Tutup insisi kulit memakai jahitan sederhana terputus memakai  benang non absorbable. Didesinfektan dengan Iodium Tincture 3% luka operasi tersebut. Disuntikkan Penicillin kedalam luka operasi, dan oleskan salep antibiotik. Diinjeksikan Vitamin B Compleks secara Intra muscular. Jahitan kulit dibuka sesudah 7 hari.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Suturing

b.  Kastrasi Terbuka

  • Hewan diletakkan pada posisi dorsal recumbency. Diperiksa keberadaan kedua testis di dalam skrotum. Disiapkan secara aseptik pada tempat kaudal abdominal dan medial paha. Hilangkan faktor-faktor yang sanggup menjadikan iritasi ibarat bulu, kotoran, dan kuman. Dilakukan anestesi lokal (infiltrasi) pada tempat yang akan diinsisi. Hewan diletakkan pada posisi rebah dorsal. Dilakukan draping dengan single drape dan pada tempat yang akan dioperasi (skrotum dan preskrotum) dibiarkan terbuka.
Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Anjing diposisikan baring dorsal

  • Dengan jari tangan, dinding skrotum ditekan secara halus dan hati-hati di atas salah satu testis kemudian didorong ke arah kepingan cranial skrotum.  
  • Setelah dilakukan insisi pada kulit skrotum, dan fascia spermatika kemudian dilanjutkan menginsisi tunica vaginalis sempurna di atas testis pada tempat raphae median.  

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Insisi pada kulit skrotum

  • Insisi diperlebar hingga testis yang ditekan kepingan belakangnya menyembul keluar lubang insisi, kemudian dipegang dan lebih ditarik keluar.   

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Mengeluarkan testis
 
  • Mesorchium tipis yang menggantungkan testis dan epididymis mulai dari spermatic cord di kepingan cranial dan ekor epididymis di kepingan caudal, diinsisi dan spermatic cord dipotong dan diligasi memakai metode three forceps tie.  


Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Memotong spermatic cord dan melaksanakan ligasi dengan metode three forceps tie
 
  • Testis yang masih melekat di tunica vaginalis parietalis dengan ligamen pada ekor epididimis kemudian dipotong. Kadang-kadang perdarahan kecil pada ligamen yang dipotong perlu diligasi.  
Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Memotong ligamen

  • Testis lainnya dibuang dengan cara yang sama melalui insisi kulit yang sama.  Bila diinginkan jaringan subkutan dijahit dengan benang catgut 3-0 dengan jahitan secara interrupted atau continuous. Kulit ditutup dengan jahitan interrupted sederhana memakai benang non absorbable.

Terdapat metode lain tempat insisi skrotum untuk mengeluarkan testis yaitu melalui insisi kulit yang dibentuk diatas skrotum kepingan ventral dan melalui tunica vaginalis parietalis untuk mengekspose testis. 
Yang penting disini yaitu drainage bebas dari insisi pada tunica vaginalis dan kulit skrotum. Testis lainnya diambil dengan cara yang sama melalui insisi terpisah. Kaprikornus pada metode ini testis dikeluarkan melalui dua insisi masing-masing di atas testis.

Pasca Operasi

Komplikasi dari kastrasi yaitu trauma, pembengkakan, memar, hematoma skrotalis, dehisensi dan infeksi. Yang paling sering terjadi yaitu pembengkakan, umumnya terjadi sesudah kastrasi terbuka, dan sanggup ditangani dengan membatasi gerak pasien, pengompresan dan penggunaan Elizabeth collar. 

Hemoragi sering terjadi tanggapan pendarahan tempat subkutan dan sekat pembuluh, hal ini sanggup diatasi dengan pemberian sedasi dan pemfokusan tempat yang mengalami hemoragi. 

Terjadinya hemoragi scrotal yang parah, pembengkakan atau infeksi biasanya penanganannnya dengan melaksanakan ablasi scrotal. Pada masalah yang langka, ligasi yang jelek akan tertarik ke dalam abdomen dan mengalami pendarahan. 

Pasien yang mengalami pendarahan akan dimonitoring dengan uji hematokrit, dan bila pendarahan sanggup mengancam jiwa pasien, maka ekspolatori abdominal wajib dilakukan. Pembuluh testis sanggup tertarik ke tempat ginjal, sehingga insisi celiotomy kemungkinan dibutuhkan. 

Pada anjing dengan myelotoksisitas tanggapan neoplasia testikuler, wajib dilakukan hemogram setiap ahad untuk memonitoring kesembuhan. Pemeriksaan rektal secara digital sanggup dilakukan setiap dua ahad pasca operasi pada anjing dengan penyakit prostat.

Penanganan pasca operasi yang umum yaitu binatang ditempatkan dalam sangkar yang higienis dan kering. Luka operasi diolesi betadine dan dikontrol kebersihannya, diperiksa secara kontinyu selama 4-6 hari. 

Selama seminggu binatang diberikan antibiotik dan makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup. Jahitan luka sanggup dibuka sesudah bekas operasi kering dan benar-benar telah tertutup.

Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan Besar

Kastrasi Terbuka pada Babi

Babi muda biasanya dikastrasi memakai teknik kastrasi terbuka, dimana rongga vaginalis dibiarkan terbuka sesudah emasculasi. 

Umumnya babi dikastrasi pada umur 3-6 minggu. Kastrasi dilakukan dengan pemberian analgesik local pada kulit scrotum dan kedua testikel. 

Teknik Operasi

  • Babi dipegang pada kepingan kaki belakang dan kepala di kepingan bawah, dengan kepingan dorsal/punggung menghadap ke pembedah. Testikel ditekan ke skrotum dengan ibu jari dan jari telunjuk.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Menekan testikel ke skrotum dengan ibu jari dan jari telunjuk

  • Lakukan insisi ke jaringan testikuler dengan menginsisi terlebih dahulu kulit skrotum, kemudian tunika dartos dan tunika vaginalis.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Melakukan insisi pada kulit skrotum hingga tunika vaginalis

  • Testikel dikeluarkan dengan jari dan ligament scrotal di transeksi dengan scalpel; insisi dimulai pada lokasi mesorchium.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Mengeluarkan testikel dan transeksi ligamen scrotal

  • Untuk menghindari hemorrhagi pada spermatic cord, lakukan ligasi (dengan catgut) atau lakukan crushing pada spermatic cord (dengan emasculator, yang akan menekan dan memotong secara bersamaan). Pegang emasculator proximal pada spermatic cord selama 10-15 detik. Kemudian emasculator disingkirkan dan kepingan corda yang diputus akan masuk kembali ke kanalis inguinalis.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Crushing spermatic cord

Kastrasi pada Anak Sapi

Kastrasi pada anak sapi biasanya dilakukan dengan cepat tanpa diharapkan anastesi didasarkan pada sisi ekonomis, kenyamanan dan situasi. 

Hal yang penting yaitu memastikan biar tangan tetap steril dan tidak bersentuhan eksklusif dengan jaringan organ anak sapi. Pada operasi ini ditumbuhkan instrumen pelengkap yakni emasculator.

Teknik Operasi

  • Scrotum dipegang dan dibentuk insisi horizontal pada kulit dan fascia. Segmen distal dari skrotum ditranseksi dan tunika vaginalis dibiarkan utuh (gambar A).
  • Penjepit diposisikan pada testis dan ditarik kearah proximal sehingga fascia dan corda spermatica terpisah (gambar B dan C).
  • Jika terdapat jaringan adipose sanggup diambil sesuai keadaan anak sapi (gambar D). Insisi sanggup disemprot memakai zat antibakteri.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Kastrasi pada anak sapi

Setelah operasi dilakukan, sangat disarankan untuk melaksanakan imunisasi black leg dan malignant edema. Anak sapi harus diawasi selama 24 jam alasannya yaitu kemungkinan timbul perdarahan.

Kastrasi Tertutup pada Kambing

Kastrasi pada kambing umumnya diindikasikan untuk mengurangi amis yang berasal dari kelenjar tanduk. 

Kambing sebaiknya dikastrasi sesudah usia 6 bulan, alasannya yaitu kebanyakan masalah obstruksi uriner yang diakibatkan oleh kalkuli urethra terjadi pada kambing yang dikastrasi pada usia muda.

Biasanya kambing dikastrasi dengan teknik kastrasi tertutup, yang mana rongga vaginalis tidak dibuka. Kambing direstrain oleh tangan kanan dalam posisi rebah dorsal dengan kepala ditahan dibawah satu lengan dan kaki kambing dipegang dengan kuat. 

Kulit skrotum dan kedua corda spermatica diinfiltrasi loka dengan larutan analgesic yang sesuai.

Teknik Operasi

  • Ujung skrotum disayat arah distal dan dipotong.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Penyayatan skrotum

  • Testikel kemudian ditarik dengan tenaculum forceps dan tunica dartos dipisah dari tunica vaginalis dengan memakai spons kassa.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Penarikan testikel dan pembukaan tunica dartos

  • Corda spermatica yang ditutupi oleh tunica vaginalis kemudian di-crushing dengan emasculator atau diligasi dengan benang jahit yang absorbable.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
 Ligasi corda spermatica dengan benang jahit absorbable

  • Corda spermatica kemudian ditranseksi sekitar 1 cm distal dari ligasi. Testikel lainnya juga dipotong dengan cara yang sama.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Transeksi corda spermatica

Kastrasi pada Kuda

Ada beberapa teknik kastrasi yang sanggup dipakai pada kuda: teknik kastrasi terbuka, teknik kastrasi tertutup, teknik kastrasi setengah tertutup, dan teknik penutupan primer.

a.  Teknik Kastrasi Setengah Tertutup

Teknik kastrasi ini melibatkan crushing dan ligasi corda spermatica yang tertutup oleh tunica vaginalis. Dengan cara ini, komplikasi pasca operasi serius ibarat eventrasi usus dan perdarahan corda spermatica sanggup di hindari.

Teknik kastrasi setengah tertutup sendiri sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan posisi kuda yang berbaring (recumbent stallion) dan posisi kuda yang bangkit (standing stallion).

Recumbent Stallion:

Untuk posisi berbaring, kuda diposisikan baring pada lateral kiri. Kaki kanan ditahan berpengaruh ke dada dan kaki diikat. Kastrasi dilakukan dengan menunjukkan analgesik lokal infiltrasi.
  • Testikel kiri dipegang skrotumnya dengan tangan kiri, dengan begitu kulit skrotum tertarik dengan kuat. Lakukan insisi dengan panjang kira-kira 7-10 cm, 1 cm lateral dan sejajar raphae median melalui kulit dan tunica dartos. Insisi kecil kemudian dibentuk pada tunica vaginalis dan sudut-sudutnya ditarik dengan forceps hemostatik.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Insisi pada kulit hingga tunica vaginalis

  • Insisi kemudian dilebarkan biar testikel dan epididimis muncul dari rongga vaginalis, kemudian testikel ditarik dengan forceps tenaculum.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Penarikan testikel

  • Tunica dartos kemudian dipisah dari tunica vaginalis dengan memakai spons kassa atau gunting tumpul.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Pembukaan tunica dartos dengan spons kassa

  • Corda spermatica yang dilapisi tunica vaginalis kemudian di tekan dengan emasculator.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Penjepitan corda spermatika

  • Kemudian dilakukan ligasi pada lokasi penjepitan memakai benang jahit absorbable. Corda spermatika kemudian ditranseksi 1-2 cm distal dari lokasi ligasi. Testikel lainnya sanggup dipotong dengan cara yang sama.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Ligasi pada lokasi penjepitan

Standing Stallion:

Prinsip kastrasi setengah tertutup standing stallion bergotong-royong sama dengan recumbent stallion, yang membedakan hanyalah posisi kudanya. Kastrasi dilakukan dengan restrain fisik dan pemberian analgesik lokal infiltrasi, bersama dengan restrain kimia bila perlu. Langkah-langkah operasi juga sama dengan standing stallion.

Manajemen pasca operasi termasuk latihan yang cukup untuk menghindari edema pada skrotum dan preputium. Profilaksis tetanus juga dibutuhkan.

b.  Metode Penutupan Primer

Metode kastrasi ini harus dilakukan hanya pada kondisi aseptik. Kastrasi dengan metode ini dilakukan dengan pemberian anesthesi umum dengan posisi kuda pada baring dorso-lateral.
  • Testikel ditarik berpengaruh dengan satu tangan, dengan demikian kulit skrotum ikut tertarik. Lakukan insisi kira-kira 7-10 cm pada kulit dan tunica dartos pada kepingan kaudal skrotum, sejajar dengan raphae median. Insisi kecil kemudian dibentuk melalui tunica vaginalis dan sudut-sudutnya ditarik dengan tissue forceps.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Insisi kulit, tunica dartos dan tunica vaginalis

  • Insisi kemudian diperluas biar testikel dan epididimis muncul dari rongga vaginalis, kemudian testikel ditarik dengan forceps tenaculum. Ligamen skrotum dipotong dengan gunting, dan mesorchium ditoreh secara hati-hati dari tunica vaginalis dan corda spermatica diligasi dengan benang absorbable se-proximal mungkin.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Pemotongan ligamen skrotum

  • Forceps peritoneum diaplikasikan pada corda spermatika sekitar 3 cm distal dari ligasi dan corda spermatika ditranseksi antara forceps dan ligature.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Ligasi corda spermatika dan aplikasi forceps peritoneum pada corda spermatika

  • Luka sayatan kemudian ditutup dengan 3 contoh terpisah memakai benang absorbable sintetik: tunica vaginalis dan tunica dartos dijahit dengan contoh kontinyu, dan kulit dijahit dengan jahitan mattress terputus.

Testis merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan spermatozoa da Teknik Operasi Kastrasi pada Hewan (Bedah Genitalia)
Closure suture

Referensi


Firth, E.G., Fontijne, P., Kersjes, A.W., Nemeth, F., Rutgers, L.J.E., van der Velden, M.A. 1985. Atlas of Large Animal Surgery. London: Williams & Wilkins.

Hickman, J., Houlton, J., Edwards, B. 1995. An Atlas of Veterinary Surgery Third Edition. London: Blackwell Science Ltd.

Searle, D., Dart A.J., Dart C.M., Hodgson, D.R. 1999. Equine Castration: Review of Anatomy, Approaches, Techniques and Complications in Normal, Cryptorchid and Monorchid Horses.

Brunswick: Australian Veterinary Journal.Tobias, K.M. 2010. Manual of Small Animal Soft Tissue Surgery. Iowa: Wiley-Blackwell.

Telfah, M.N., Siddiqui, M.I., Taleb, S.A. 2012. Castration of Dromedary Camel through Prescrotal Midline Incision. Abu Dhabi: Open Veterinary Journal.

Turner, A.S., McIlwraith, C.W. 1989. Techniques in Large Animal Surgery 2nd edition. USA: Lippincot Williams & Wilkins.

0 Response to "Teknik Operasi Kastrasi Pada Binatang (Bedah Genitalia)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel