Teknik Operasi Pharyngotomy Pada Binatang (Bedah Sistem Digesti)
Pharyng merupakan salah satu bab dari sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Pharyng yakni tabung fibromuskular yang terdapat didepan tulang servikalis yang berafiliasi dengan rongga hidung, rongga indera pendengaran dan laring.
Pharyng dibagi menjadi tiga bab yaitu, pharyng nasal yang berafiliasi dengan rongga hidung, pharyng oral yang berafiliasi dengan rongga mulut, dan pharyng laryngeal yang berafiliasi dengan epiglotis dari laring serta menuju ke esofagus.
Fungsi utama pharyng yakni sebagai susukan alat pencernaan yang membawa masakan dari rongga ekspresi hingga ke esofagus. Hubungan pharyng dengan rongga hidung dan laring penting dalam produksi suara.
Tindakan bedah yang sanggup dilakukan pada pharyng yakni pharyngotomy. Pharingotomy yakni tindakan pembedahan untuk melaksanakan insisi pada pharyng.
Biasanya dilakukan untuk memasang endotrakeal intubasi atau feeding tube. Pharyngotomy merupakan suatu mekanisme bedah untuk meminimalkan kesukaran yang dijumpai kalau pencernaan secara oral mengalami gangguan.
Pharyngotomy untuk penempatan endotrakeal tube awalnya dijelaskan oleh Hartsfield pada tahun 1977. Ini secara khusus dikembangkan untuk meningkatkan pandangan dokter bedah di bidang operasi intraoral dan mengevaluasi oklusi gigi selama operasi.
Tindakan operasi pharyngotomy dilakukan pada binatang yang tidak mau makan (karena pneumonitis, uremia, fraktur mandibula/maxilla akut), kalau proses kesembuhan sehabis operasi oral (operasi esophagus) sulit mengalami kesembuhan dan binatang dengan dilatasi volvulus dimana pharyngotomy tube sanggup digunakan untuk mengeluarkan akumulasi gas dan liquid material dan lambung selama dan sehabis operasi.
Definisi
Pharingotomy yakni tindakan pembedahan untuk melaksanakan insisi pada pharyng. Biasanya dilakukan untuk memasang endotrakeal tube atau feeding tube.
Pharyngotomy merupakan suatu mekanisme bedah untuk meminimalkan kesukaran yang dijumpai kalau pencernaan secara oral mengalami gangguan. Indikasi yang dillakukan untuk tindakan pharyngotomy yakni :
- Hewan tidak mau makan (karena pneumonitis, uremia, fraktur mandibula/maxilla akut)
- Jika proses kesembuhan sehabis operasi oral (operasi esophagus) sulit mengalami kesembuhan
- Hewan dengan dilatasi volvulus dimana pharyngotomy tube dapat digunakan untuk mengeluarkan akumulasi gas dan liquid material dan lambung selama dan sehabis operasi.
Anestesi yang sanggup digunakan anestesi umum (short acting) atau lokal anestesi mungkin digunakan kalau binatang mengalami depresi.
Endotrakeal tube yang dianjurkan sebaiknya berupa tabung kawat biar tabung tidak rusak ketika ditekuk. Feeding tube yang sebaiknya digunakan umumnya diameter tabung yakni sebagai berikut :
- 10 hingga 12 F untuk kucing dan anjing kecil
- 16 hingga 18 F untuk binatang dengan berat tubuh 10 hingga 15 kg
- 18 sampai 20 F untuk anjing yang lebih besar
Ukuran tabung berafiliasi dengan ukuran pasien untuk mengurangi risiko cedera pada struktur anatomi selama penyisipan tabung dan pemasangan.
Makanan cair atau masakan kaleng dibentuk menjadi cair dengan blender biar sanggup melewati tabung tersebut. Bahan tabung mencakup karet, dan silikon, kateter makan, dan kateter Folery. Ujung-ujung tabung dengan side port dipotong untuk meminimalkan obstruksi tabung. Indikasi pemasangan endotrakeal tube dan feeding tube sebagai berikut :
1. Endotrakeal Tube
Tujuannya yakni untuk bypass rongga mulut, paling sering untuk perbaikan patah tulang rahang atas dan bawah. Penempatan endotrakeal tube pada lokasi ini akan memerlukan penilaian yang terus menerus untuk mengembalikan fungsi normalnya.
Tracheostomy sementara dihindari. Pada dikala ekstubasi, feeding tube sanggup ditempatkan pada tempat yang sama ketika pharyngotomy dilakukan.
2. Feeding Tube
Tabung ini ditempatkan sebagai salah satu metode untuk mendistribusikan makanan, air dan obat-obatan ke dalam susukan pencernaan.
Pharyngotomy ini sanggup menyebabkan peradangan sekunder akhir syok dan infeksi. Perdarahan yakni komplikasi yang sering terjadi.
Cedera permukaan mukosa selama penempatan endotrakeal tube sanggup menyebabkan batuk pasca operasi sekunder dan sanggup menyebabkan laringitis.
Fraktur kartilago sanggup menyebabkan gerakan epiglottis yang asing dan obstruksi pada laring. Namun hal ini jarang terjadi selama teknik operasi dilakukan dengan baik.
Metode Operasi
Hewan dibaringkan pada posisi lateral recumbency, kemudian tempat kaudal sudut mandibula dipreparir untuk mekanisme bedah. Mulut dibantu dibuka dengan speculum ekspresi konvensional dan jari telunjuk dan dimasukkan ke pharink akrab dasar lidah.
Epiglottis thyroid, cartilage arytenoid dan apparatus hyoid dipalpasi. Arahkan telunjuk ke arah lateral leher sehingga sanggup memperlihatkan kantong retropharyngeal pharink yang lokasinya di kaudal dasar pengecap dan lateral apparatus hyoid.
Penempatan jari telunjuk yang tepat |
Lakukan pengutamaan yang berpengaruh ke dinding lateral kantong dengan forcep besar bengkok sehingga permukaan kulit tempat leher terlihat menyembul (membesar).
Selanjutnya dibentuk insisi pada kulit pada sentra yang menyembul tadi. Forcep didorong pada lumbang insisi permukaan luar. Plastik fleksibel (rubber stomach tube) dimasukkan.
Panjang tube diletakkan antara ramus mandibula dan tulang rusuk ke 13. Sehingga tube secara eksklusif bersentuhan dengan cartilage aryrtenoid..
Posisi tube |
Pada esophagus dan lambung dibuatkan pita berbentuk lengan baju digunakan untuk mengikat mengelilingi hingga proximal tube. Jahitan dengan stainless steel dijahitkan pada kulit dan pita untuk mencegah binatang menjilat dan menggaruk tube.
Persiapan Pra Operasi
Sebelum melaksanakan tindakan operasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan operasi. Adapun persiapan yang dilakukan yakni persiapan alat, bahan, obat, persiapan ruangan operasi, persiapan binatang kasus dan operator.
a. Persiapan Alat, Bahan, dan Obat
Sterilisasi alat dengan memakai autoclave selama 15 menit, kecuali gunting dan jarum disterilkan dengan dengan memakai alkohol 70%.
Tujuan dilakukan sterilisasi alat yakni untuk menghindari kontaminasi dari alat pada luka operasi yang sanggup menghambat kesembuhan luka. Alat-alat operasi dipersiapkan dalam keadaan steril yang diletakkan secara urut dan rapi diatas tatakan steril di akrab meja operasi.
Pada binatang kecil, premedikasi yang digunakan yaitu Atropin sulfat 0,025% dengan takaran 0,04mg/kg BB secara subkutan. Untuk anestesi sanggup dilakukan secara lokal (field block), regional dan anestesi umum. Umumnya anastesi digunakan kombinasi Xylazin 2 % takaran 2 mg/kg BB dengan Ketamin HCL 10% takaran 15 mg/kg BB yang diberikan secara intramuskuler. Selain juga dipersiapkan antibiotik untuk mencgah terjadinya benjol sekunder.
Alat yang digunakan antara lain: endotracheal tube atau feeding tube, spekulum mulut, clipper dan mata pisau no.40, instrument bedah steril (gloves, mata pisau dan scalpel, forceps lengkung Carmalt, gunting, dan kain kasa), selotip elastis.
b. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dibersihkan memakai desinfektan. Sedangkan meja operasi didesinfeksi dengan memakai alkohol 70%. Penerangan ruang operasi sangat penting untuk menunjang operasi, oleh alasannya itu sebelum diadakannya operasi persiapan lampu operasi harus mendapat penerangan yang cukup biar daerah/situs operasi sanggup terlihat jelas.
c. Persiapan Operator
Operator dan pembantu operator sebelum dan selama pelaksanaan operasi harus selalu dalam kondisi steril.
Sebelum operasi dilaksanakan, operator dan pembantu operator mempersiapkan diri dengan mencuci tangan mulai dari ujung tangan hingga batas siku, memakai air sabun, kemudian dibilas dengan air higienis yang mengalir, sehabis itu tangan direndam dalam larutan antiseptik dengan memakai larutan PK 4% atau alkohol 70%.
Selama operasi, operator dan pembantu operator harus memakai masker, topi operasi, dan sarung tangan yang higienis serta pakaian khusus untuk operasi untuk mengurangi kontaminasi. Apabila operator dan pembantu operator sudah dalam keadaan steril maka tidak boleh bersentuhan atau memegang benda-benda yang tidak steril.
d. Persiapan Hewan
Sebelum operasi dilakukan, terlebih dahulu dilakukan investigasi kondisi tubuh binatang secara umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah binatang memenuhi syarat operasi atau tidak. Bila binatang dinyatakan memenuhi syarat, maka operasi sanggup dilaksanakan.
Teknik Operasi
Tabung ditempatkan di dinding pharyng kanan atau kiri sesuai tujuan dilakukannya pembedahan, contohnya untuk perbaikan fraktur mandibula disarankan untuk melaksanakan pada dinding kontralateral pharyng.
- Setelah binatang dianestesi, binatang diposisikan lateral recumbency sebelah kanan. Selanjutnya persiapkan bab permukaan kulit untuk pembedahan. Vena jugularis eksternal akan menekan bab thoracic sehingga menyebabkan distensi vena pada rahang atas dan linguofacial, pastikan posisi tempat tersebut untuk menghindari terjadinya trauma.
- Kemudian pasanglah speculum pada ekspresi hewan. Supaya ekspresi tetap terbuka.
- Ukurlah jarak dari pertengahan leher hingga tulang rusuk terakhir. Setelah itu beri tanda pada tube sampai batas yang ditentukan, kemudian potong.
- Satu tangan dengan glove dimasukkan ke dalam rongga ekspresi hingga aparratus hyoid terpalpasi dan sendi antara tulang thyrohyoid dan tulang rawan tiroid ditemukan. Jika endotracheal tube dipasang tanpa melaksanakan penggantian dengan feeding tube, maka palpasilah tulang epihyoid dan tube tersebut segera ditempatkan di rostral tulang epihyoid.
- Jari telunjuk ditekuk dan digerakkan ke lateral untuk menciptakan tonjolan yang akan terlihat pada permukaan kulit.
- Sebuah sayatan kecil dibentuk di kulit dan jaringan subkutan di tempat tonjolan tersebut dan arah sayatan searah dengan pembuluh darah yang berdekatan.
- Forcep Kelly melengkung atau forcep Carmalt dimasukkan ke dalam sayatan dan kuakkanlah sayatan dengan forcep tersebut hingga ujung forcep sanggup teraba oleh ujung jari di dinding pharyng.
- Setelah dinding pharyng terlihat, buatlah sayatan kecil diadaptasi dengan diameter tube .
- Masukkan forcep kedua ke dalam rongga ekspresi hingga ujungnya terlihat dari luka sayat.
- Ujung kaudal tube kemudian dijepit dengan forcep kedua dan dorong ke arah posterior, dan sisakan sekitar sepertiga bab tube di luar.
- Tergantung dari ukuran pasien, jenis forcep yang digunakan mencakup curved Kelly, carmalt atau forcep lengkung yang panjang (203 mm), Johns Hopkins gallbladder biar mencapai lumen pharyng.
Cara lain yang sanggup digunakan selain memakai jari untuk identifikasi batas untuk insisi kulit yakni dengan memakai forcep lengkung John’s gallbladder, yaitu sebagai berikut :
- Forcep tersebut didorong dari rongga ekspresi hingga dinding pharyng dan jaringan di atasnya.
Forcep didorong dari rongga ekspresi hingga faring |
- Ujung forsep akan terlihat menonjol di kulit yang akan disayat. Setelah di sayat, bukalah ujung forcep untuk memisahkan jaringan subkutan dan memperluas tempat pharyngotomy tersebut, tempat pharyngotomy harus cukup lebar untuk menarik tabung tanpa menyebabkan syok pada jaringan terbuka.
Ujung forcep yang terlihat di permukaan kulit |
- Ujung distal dari tabung dijepit dengan forsep dan ditarik melalui dinding pharyng ke dalam lumen pharyng.
- Endotrakeal tube dimasukkan dengan perlahan ke dalam lumen trakea. Tube yang cukup kaku dan halus harus dimasukkan secara perlahan biar tidak melukai mukosa dan tulang rawan dari epiglottis dan laring selama manipulasi tube .
- Tube diraba melalui cervical trakea untuk memastikan posisi yang baik. Fiksasi tube pada kulit leher memakai jahitan pengunci (Chinese Finger Trap).
- Beri perban pada tube dengan cara melilitkan di sekitar leher dengan memakai kasa, selotip adhesive atau elastic dan sisakan sekitar sepanjang 4-6 cm. Selang anestesi juga sanggup ditempel pada meja operasi.
- Lakukan radiografi lateral tempat thorak untuk memastikan posisi dari tube .
- Ketika binatang telah sadar, cobalah uji toleransi binatang terhadap pinjaman masakan melalui feeding tube dengan memperlihatkan sedikit air setiap jam.
- Jika binatang tidak mengalami regurgitasi atau muntah, lanjutkan dengan kegiatan pinjaman nutrisi yang atau perlakuan yang dianjurkan.
Perawatan Pasca Operasi
Pharyngotomy untuk pemasangan endotrakeal tube akan segera diangkat setelah operasi dan diganti dengan tabung endotrakeal oral konvensional hingga selesai ekstubasi.
Pharyngotomy umumnya dibiarkan tanpa dijahit. Pasien diinfus selama 24 jam biar fibrin berkembang dan memperbaiki jaringan pada pharink untuk membiarkan fibrin berkembang dan menutupi jaringan.
Luka bekas operasi sanggup ditutup perban kalau tidak, permukaan kulit dijaga biar tetap higienis dan kering . Drainase serosa sanggup terjadi selama 3 hingga 4 hari dan kemudian dihentikan.
Jika diperlukan, sanggup dilakukan satu jahitan pada kulit untuk mencegah luka kulit melebar dikala kepala dan leher bergerak namun tetap membiarkan sedikit terbuka biar drainase tetap terjadi. Kesembuhan luka akan terjadi pada 10 hingga 14 hari sehabis operasi.
Referensi
Crow, Steven E., Walshaw, Sally O., and Boyle, Jennifer E. 2009. Manual of Clinical Procedures in Dogs, Cats, Rabbit and Rodents 3rd edition. Singapore: Wiley-Blackwell.
Mitchell, Susan M., McCarthy, Robert, Rudloff, Elke, Pernell, Robert T., 2000. Tracheal rupture associated with intubation in cats: 20 cases (1996–1998). North Grafton: Department of Clinical Sciences, School of Veterinary Medicine.
Sinclair, Elizabeth A., Pharyngeal cyst in a 5-year-old Dutch Warmblood. Ontario: The Canadian Veterinary Journal
Spoelstra, E. N., Ince C., Koeman, A., Emons, V.M., Brouwer, L.A.,Westerink, B.H.C. 2007. A novel and simple method for endotracheal intubation of mice. Netherlands: Laboratory Animals Ltd Laboratory Animals
Sudisma, I.G.N., Putra Pemayun, I.G.A.G., Jaya Wardhita, A.A.G., dan Gorda, I.W. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar: Pelawa Sari.
0 Response to "Teknik Operasi Pharyngotomy Pada Binatang (Bedah Sistem Digesti)"
Post a Comment